Pengaruh Giro Wadiah, Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah dan Pembiayaan Bagi Hasil Musyarakah terhadap Laba Bersih dengan Non Profit Sharing Sebagai Variabel Moderasi pada Bank BCA Syariah

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Giro Wadiah, Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah dan Pembiayaan Bagi Hasil Musyarakah terhadap Laba Bersih dengan Non Profit Sharing Sebagai Variabel Moderasi. Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder dan berdasarkan deret waktu time series sebanyak 84 sampel. Data yang digunakan merupakan data laporan keuangan bulanan yang diambil dari website resmi Bank BCA Syariah. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan software Eviews versi 10. Adapun Landasan hukum tentang perbankan Syariah redapat dalam ayat Al-Qur’an surat Al-Baqarah:275. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial Giro Wadiah tidak berpengaruh terhadap Laba Bersih, Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah berpengaruh secara negatif signifikan terhadap Laba Bersih dan Pembiayaan Bagi Hasil Musyarakah tidak berpengaruh terhadap Laba Bersih. Selanjutnya secara simultan Giro Wadiah, Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah dan Pembiayaan Bagi Hasil Musyarakah berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih. Dijelaskan juga nilai R-Squared sebesar 0.425405 serta nilai Adjust R-Squared menunjukkan Giro Wadiah, Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah dan Pembiayaan Bagi Hasil Musyarakah mempengaruhi Laba Bersih sebesar 40.38%. Selanjutnya Giro Wadiah, Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah dan Pembiayaan Bagi Hasil Musyarakah yang dimoderasi oleh Non Profit Sharing secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih. Dalam rangka meningkatkan Laba Bersih Bank Syariah hendaknya meningkatkan pada penghimpunan dana Giro Wadiah. Kemudian untuk meningkatkan Laba Bersih pada Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah dan Musyarakah dengan mengambil dana lain yang bersumber dari internal bank seperti pendapatan yang diperoleh bank untuk digunakan kembali dalam bentuk penyaluran pembiayaan