RELEVANSI KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PROGRAM KEAHLIAN TATA BUSANA DENGAN KEBUTUHAN STAKEHOLDER DI BANDUNG

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta di lapangan bahwa citra SMK program keahlian tata busana di Kota dan Kabupaten Bandung belum baik. Minimnya jumlah peminat, daya serap lulusan yang rendah, serta lembaga kursus menjahit yang lebih diminati daripada menimba ilrnu di SMK tata busana menjadi indikator atas kondisi ini. Banyak faktor yang menyebabkan kondisi ini terjadi, akan tetapi penyebab utama yang mengemuka adalah persoalan relevansi kurikulum. Relevansi kurikulum dengan kebutuhan stakeholder merupakan salah satu prinsip penting dalam pengembangan kurikulum termasuk di SMK program keahlian tata busana. Penelitian ini dilaksanakan di empat SMK negeri dan swasta Program Keahlian Tata Busana di Kota dan Kabupaten Bandung. Tujuan penelitian ini secara umum adalah mengkaji relevansi kurikulum SMK Program Keahlian Tata Busana dengan kebutuhan stakeholder di Kota dan Kabupaten Bandung. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : ( 1) Memperoleh gambaran kondisi kurikulum empat SMK yang meliputi kondisi dokumen kurikulum dan kurikulurn sebagai sistem; (2) Menganalisis relevansi kurikulum internal dan eksternal; (3) Menghasilkan peta relevansi kurikulurn empat SMK mempergunakan pendekatan SWOT; dan (4) Mengkaji arah pengembangan pendidikan tata busana di masa depan. Metode penelitian yang digunakan adalah rnetode survei dengan teknik pengurnpulan data berupa wawancara, observasi, dan kuesioner. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dokumen kurikulum yang dikembangkan telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kondisi kurikulum sebagai sistem menggambarkan bahwa peserta didik merniliki minat yang tinggi untuk berwirausaha dalam bidang busana dengan jenis pekerjaan yang paling disukai sebagai desainer. Jenis industri busana yang merniliki prospek bagus untuk menjadi mitra SMK program keahlian tata busana adalah industri kreatif bidang busana Kondisi relevansi kurikulurn internal dan ekstemal pada umurnnya telah relevan dengan kebutuhan peserta didik, kualifikasi guru, dan kebutuhan industri. Pengembangan kurikulum pendidikan tata busana pada masa depan perlu mengedepankan aspek pendidikan karakter sebagai basis pengembangan ilrnu. Pendidikan tata busana saat ini yang hanya berorientasi pada pendidikan estetika membuat pendidikan tata busana tereduksi dari nilai-nilai luhur berbusana. SMK tata busana yang secara historis berakar dari pendidikan kesejahteraan keluarga perlu ditempatkan kembali secara proporsional. Pendidikan tata busana yang terlalu berfokus pada kebutuhan industri menjadikan pendidikan tata busana kehilangan makna dan "ruh hakiki". Rekomendasi ditujukan bagi pengambil kebijakan dan pengembang kurikulum untuk melakukan reorientasi pendidikan tata busana yang lebih sesuai dengan kebutuhan estetika, etika, nilai luhur budaya, dan nilai religius