PROSES PEMBELAJARAN SISWA LOW VISION DI SEKOLAH REGULER

Siswa low vision yang berada di kelas regular berarti siswa low vision mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas yang terdiri dari siswa-siswa awas. Namun, keadaan jasmani (penglihatan) siswa low vision berbeda dengan siswa awas, sehingga hal ini akan menimbulkan masalah pada siswa low vision ketika mengikuti proses pembelajaran di kelas regular. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran nyata dan objektif mengenai proses pembelajaran siswa low vision di sekolah regular. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gegerkalong Girang 1 Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan strategi studi kasus. Teknik pengumpul data berupa wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Subyek penelitian terbagi menjadi informan utama dan informan tambahan. Informan utama dalam penelitian ini adalah guru wali kelas regular yang berinisial Fr dan informan tambahan dalam penelitian ini adalah siswa low vision yang berinisial Nk. Hasil penelitian terungkap bahwa siswa low vision masih banyak mengalami hambatan dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah regular. Hambatan yang banyak ditemukan terutama pada pelayanan guru wali kelas yang mencakup metode pembelajaran yang digunakan, penggunaan media dan sarana atau alat pembelajaran. Kesimpulan dari hasil penelitian tentang proses pembelajaran siswa low vision di sekolah regular, dilihat dari kondisi lingkungan belajar siswa low vision di sekolah regular tidak memberikan hambatan pada proses pembelajaran siswa low vision. Namun, dilihat dari pelayanan guru wali kelas dalam memenuhi kebutuhan pembelajaran siswa low vision di kelas regular, hambatan yang dihadapi guru wali kelas, dan upaya yang dilakukan guru wali kelas dalam mengatasi hambatan yang ditemukan, belum memenuhi kebutuhan pembelajaran siswa low vision ketika mengikuti proses pembelajaran di kelas regular, karena pelayanan yang diberikan belum maksimal. Melihat hasil penelitian, peneliti mencoba memberikan rekomendasi sebagai berikut: bagi pihak sekolah, harus memperhatikan kebutuhan siswa low vision, penyediaan media pembelajaran dan alat bantu bagi siswa low vision, juga penyediaan GPK. Bagi guru wali kelas, harus memotivasi, memberikan layanan individual dan memodifikasi media dan sarana atau alat pembelajaran. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti proses pembelajaran siswa low vision pada mata pelajaran lainnya yang memberikan banyak hambatan pada siswa low vision seperti pada mata pelajaran IPA (Sains) dan IPS, sehingga berbagai hambatan yang dihadapi siswa low vision dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah regular dapat diatasi