KANDIDAT VARIAN GENETIK DAERAH D-LOOP DNA MITOKONDRIA MANUSIA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DIPICU OLEH OBESITAS

Diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe 2) merupakan kelompok penyakit dengan karakteristik terjadinya resistensi insulin yang mengakibatkan terjadinya gangguan sel β Langerhans pankreas dalam mensekresi insulin. Salah satu penyebab terjadinya DM tipe 2 adalah obesitas yang dapat memicu terjadinya mutasi pada DNA mitokondria (mtDNA) manusia. Salah satu daerah pada mtDNA yang sering dikaitkan dengan penelitian yang berhubungan dengan penyakit adalah daerah D-loop mtDNA. Hal ini disebabkan karena daerah D-loop mtDNA merupakan daerah yang paling banyak mengalami mutasi (polimorfisme). Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandidat varian genetik daerah D-loop mtDNA manusia yang memicu timbulnya penyakit DM tipe 2. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi lisis terhadap sampel sel epitel rongga mulut, amplifikasi fragmen D-loop mtDNA manusia menggunakan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR), deteksi hasil PCR dengan elektroforesis gel agarosa, penentuan urutan nukleotida dengan metode direct sekuensing dan analisis hasil sekuensing dengan menggunakan program SeqMan DNASTAR. Deteksi hasil PCR menggunakan elektroforesis gel agarosa menunjukkan munculnya satu pita berukuran 0,9kb pada sampel yang dianalisis. Hasil analisis menggunakan program SeqMan DNASTAR menunjukkan adanya 14 macam mutasi. Hasil perbandingan urutan nukleotida antara data primer dan data sekunder individu normal terhadap data standar revised Cambridge Reference Sequence (rCRS) diperoleh 11 macam mutasi. Hasil perbandingan urutan nukleotida antara data primer dengan data sekunder penderita diabetes hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa mutasi G16129A, T16189C dan T16519C merupakan kandidat varian genetik daerah D-loop mtDNA manusia yang memicu terjadinya DM tipe 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengumpulan database varian genetik mtDNA manusia yang berhubungan dengan penyakit sehingga kedepannya dapat dimanfaatkan untuk bidang-bidang lainnya terutama dalam bidang kedokteran