ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN REAKSI PENGENDAPAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM SOLVING

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pelaksanaan pembelajaran yang masih cenderung menggunakan metode ceramah dan lebih banyak menuntut siswa untuk mengerjakan soal-soal prosedural. Guru kurang mengarahkan siswa untuk berpikir kritis. Hal tersebut menyebabkan keterampilan berpikir kritis (KBKr) siswa kurang dapat dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencapaian keterampilan berpikir kritis siswa SMA kelas XI pada pembelajaran reaksi pengendapan menggunakan model Problem Solving. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Subyek penelitian adalah 39 siswa kelas XI IPA pada salah satu SMA N di kota Bandung. Instrumen penelitian berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), tes tertulis KBKr bentuk uraian, dan angket. Pada penelitian ini diteliti 14 indikator KBKr. Hasil penelitian menunjukkan, secara keseluruhan pencapaian KBKr pada proses pembelajaran tergolong kategori baik (64,7%). Pencapaian siswa paling tinggi pada indikator merancang eksperimen tergolong kategori baik (72,8%) dan pencapaian paling rendah pada indikator memberikan penjelasan bukan pernyataan tergolong kategori cukup (43,6%). Pencapaian KBKr secara keseluruhan setelah pembelajaran juga tergolong kategori baik (66,1%). Pencapaian siswa paling tinggi pada indikator menyatakan tafsiran dengan kategori baik (73,7%) dan pencapaian paling rendah pada indikator memberikan penjelasan bukan pernyataan dengan kategori cukup (43,1%). Hubungan positif yang kuat diperoleh antara pencapaian KBKr pada saat proses pembelajaran dengan pencapain KBKr setelah proses pembelajaran (r=0,87). Pengembangan KBKr siswa pada pembelajaran reaksi pengendapan menggunakan model Problem Solving ini mendapatkan respon yang baik dari siswa (75,6%). Secara keseluruhan, KBKr siswa SMA kelas XI pada pembelajaran reaksi pengendapan dengan menggunakan model Problem Solving adalah baik