KEDUDUKAN AHLI WARIS SEBAGAI PENANGGUNG JAWAB HUTANG PIUTANG PEWARIS YANG MENGADAKAN PERJANJIAN KERJASAMA DENGAN PIHAK LAIN DIHUBUNGKAN DENGAN KUHPERDATA

Kehidupan manusia tidak terlepas dari kenyataan bahwa pada suatu saat seluruh makhluk yang hidup akan mengalami kematian tanpa terkecuali. Kematian seseorang mengakibatkan hak dan kewajiban yang dimiliki selama hidupnya beralih kepada ahli warisnya. Ahli waris memiliki tanggung jawab untuk melunasi hutang-hutang pewaris, tetapi mereka juga memiliki hak untuk menerima atau menolak warisan. Tidak jarang seorang ahli waris melakukan penolakan atas warisan yang ditinggalkan pewaris mengingat ahli waris keberatan atas saldo negatif harta pewaris. Sikap ahli waris inilah yang kemudian dilindungi oleh KUH Perdata. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kasus perjanjian kerjasama yang belum dipenuhi kewajibannya oleh pewaris sebagai pihak yang melakukan wanprestasi dan digantikan oleh ahli warisnya Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis yaitu melakukan pemaparan data yang diperoleh melalui pengamatan maupun dokumen yang kemudian dianalisis. Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis normative yaitu menggunakan bahan pustaka sekunder maupun penulisan hukum perpustakaan. Tahap penelitian yang digunakan adalah kepustakaan yaitu Penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data berdasarkan referensi dari buku-buku kepustakaan, berbagai peraturan perundang undangan atau literatur-literatur. Teknik pengumpulan data dengan cara studi Pustaka/Dokumen. Alat pengumpulan data yang digunakan untuk kepustakaan adalah alat elektronik laptop dan handphone, buku dan alat. Analisis data yang digunakan adalah yuridis kualitatif yaitu kajian hasil olahan data tidak berbentuk numerik. Hasil dari penelitian ini hukum peralihan kewajiban hutang dari pewaris kepada ahli waris menurut KUHPerdata, tanggung jawab ahli waris terhadap hutang pewaris sangat tergantung pada pilihan mereka terhadap warisan. Jika ahli waris menerima warisan, maka tanggung jawab mereka untuk membayar dan melunasi hutang pewaris menjadi kewajiban mereka. Namun, jika ahli waris menolak warisan, mereka tidak akan memiliki tanggung jawab terhadap hutang pewaris tersebut. Selanjutnya, jika ahli waris menerima warisan dengan hak istimewa (beneficier), kewajiban membayar hutang pewaris terbatas pada bagian warisan yang mereka terima. Kata kunci: Pemenuhan kewajiban pewaris, Peralihan Hutang piutang, perjanjian Kerjasama