PERAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM MENCEGAH PEDAGANG TUAK BERDASARKAN PERDA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LARANGAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DI KECAMATAN RAO MENURUT PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH

ABSTRAK Muhammad Ilham Habibi (2023): Peran Satpol PP Dalam Mencegah Pedagang Tuak Berdasarkan Perda Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Larangan Peredaran Minuman Beralkohol di Kecamatan Rao Menurut Perspektif Fiqih Siyasah Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih banyaknya pedagang tuak di Kecamatan Rao walaupun terdapat Satpol PP yang berwenang. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengangkat beberapa pokok permasalahan yakni, Bagaimana peran Satpol PP berdasarkan Perda No 2 Tahun 2009 tentang larangan peredaran minuman beralkohol di kecamatan Rao. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peran Satpol PP dalam mencegah pedagang tuak di kecamatan Rao dan Bagaimana tinjauan Fiqih siyasah terhadap peran Satpol PP dalam mencegah pedagang tuak di kecamatan Rao. Tujuan penelitian untuk mengetahui peran Satpol PP dalam mencegah pedagang tuak di Kecamatan Rao, untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat Satpol PP dalam mencegah pedagang tuak di Kecamatan Rao, untuk mengetahui tinjauan Fiqih Siyasah terhadap peran Satpol PP dalam mencegah pedagang tuak di Kecamatan Rao. Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Lapangan (Field research). Subjek penelitian ini adalah Satpol Pp, kepala desa, pedagang tuak, dan masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan objek penelitian adalah peran Satpol PP dalam mencegah pedagang tuak berdasarkan Perda Nomor 2 Tahun 2009 tentang larangan peredaran minuman beralkohol di kecamatan Rao menurut perspektif fiqih siyasah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan motode analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, Peran Satpol PP kurang maksimal dalam menjalankan peran dan tugasnya berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 tentang larangan peredaran minuman beralkohol dikarenakan Satpol PP hanya akan melakukan razia terhadap pedagang tuak ketika ada laporan dari masyarakat saja. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu dikarenakan adanya faktor internal yaitu kurangnya waktu yang di agendakan oleh aparat penegak hukum dan keterbatasan personil, dan yang menjadi faktor eksternal yaitu kurangnya kesadaran masyarakat dalam mendukung kerja Satpol PP dan kurangnya kontrol dari Satpol PP debagai lembaga yang berhak melakukan pencegahan. Sehingga kinerja Satpol PP kurang efektif. Dalam Fiqih Siyasah peran Satpol PP dalam mencegah pedagang tuak belum sejalan dengan prinsip pemerintahan dalam Islam yang disebut dengan al-amr bi alma‟ruf wa al-nahy „an al-munkar dan prinsip pelaksanaan hukum, tugas dan peran Satpol PP juga belum sejalan dengan konsep wilayatul al-hisbah dan maqasid syariah yang bertujuan untuk mengawasi dan mengadili pelanggar demi kemaslahatan manusia. Kata Kunci: Peran Satpol PP, Minuman Tuak, Fiqh Siyasa