PANDANGAN GURU PONDOK PESANTREN KHAIRUL UMMAH TERHADAP FILSAFAT DI DESA BATU GAJAH KECAMATAN PASIR PENYU KABUPATEN INDRAGIRI HULU

ABSTRAK Filsafat muncul dari dinamika kehidupan Yunani yang mencintai ilmu dan kebijaksanaan. Akan tetapi, masih banyak masyarat ataupun dikalangan ulama yang menganggap filsafat sebagai sebuah hal yang tabu. Oleh karena itu penelitian ini di berlokasi di sebuah pesantren. Pesantren, kyai, dan asatidz adalah dua dunia yang tak habis-habisnya untuk dikaji. Ada cukup banyak penelitian dan kajian dengan menjadikan pesantren, kyai dan asatidz sebagai objek kajiannya. Namun demikian, selalu saja tersedia perspektif yang beragam dan belum menemukari solusi akan persoalan seperti ini. Pesantren, kyai dan asatidz merupakan khazanah intelektualitas yang kaya dengan beragam perfektif filosofisnya. Oleh karena itu, merupakan hal yang sangat wajar jika penelitian tentang pesantren begitu banyak dilakukan. Dalam konteks ini, sebagai sebuah institusi pendidikan dan sosial, Pondok Pesantren Khairul Ummah, Batu Gajah tentunya tidak dapat menghindar dari dinamika zaman, termasuk bagaimana pesantren, kyai ada asatidznya tersebut merespons perkembangan ilmu filsafat dan berbagai disiplin ilmu lainnya. K.H. Muhammad Mursyid, M. Pd. I. pun merupakan seorang sarjana filsafat Universitas Islam Riau. Karena itu, penelitian ini akan mencoba melihat bagaimana pandangan guru Pondok PesantrenKhairul Ummah mengenai filsafat dan faktor yang mempengaruhi pandangan guru pondok pesantren Khairul Ummah terhadap ilmu filsafat. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan mengkaji pemikiran guru yang bersifat kualitatif dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah: Pertama, Guru Pondok Pesantren Khairul Ummah memiliki pandangan positif, dan negative terhadap filsafat. Pondok Pesantren Khairul Ummah, Batu Gajah, sejatinya telah mengajarkan filsafat. Akan tetapi, kajian filsafat tersebut tidak menjadi mata pelajaran tersendiri, pelajaran filsafat sesungguhnya telah terepresentasikan di dalam filsafat moral atavi etika yang ditanamkan kepada santri. Menurut mereka, pendidikan moral yang diajarkan di pesantren lebih penting ketimbang pelajaran yang lebih banyak berisi pembinaan intelektualitas. Selain dipfaktikkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari, pelajaran etika juga terdapat dalam kitab-kitab kuning yang diajarkan kepada santri. Walaupun begitu, terdapat guru yang menganggap bahwa ilmu filsafat dapat merusak keimanan seseorang, dengan begitu penelitian ini juga bertujuan untuk mengklarifikasi pandangan negatif guru terhadap filsafat. Kata Kunci: Pondok Pesantren, Filsafat, Kyai, Guru, Santr