Tari Makan Sirih Sebagai Tari Penyambutan Pada Masyarakat Melayu Kepulauan Riau

Kepulauan Riau memiliki kebudayaan yang tergolong dalam beberapa genre karena pengaruh berbeda dari budaya Islam dan Hindu dan masih terpelihara dengan baik. Kebudayaan tersebut merupakan akulturasi dari bermacam budaya yang terjadi semenjak jaman kerajaan-kerajaan Melayu. Salah satu pengaruh yang paling besar adalah meresapnya budaya Arab-Islam, yang sedikit demi sedikit telah menggeser kebudayaan Hindu-Bud.ha yang sudah ada sebelumnya . Salah satu tari yang terpelihara hingga saat ini adalah tari Makan Sirih, atau disebut juga tari Persembahan. Dalam penelitian ini penulis bermaksud mendeskripsikan bentuk penyajian tari Makan Sirih sebagai wujud ekspresi penyambutan tanm pada masyarakat Melayu Kepulauan Riau sekaligus mengetahui pola-pola budaya di daerah Kepulauan Riau. Untuk dapat memberikan gambaran umum dalam memahami pola-pola budaya yang ada di masyarakat tersebut penulis merujuk pada teori fungsi yang mengutarakan bahwa kesenian dipandang sebagai suatu aktivitas yang memberikan sumbangan dan berperan dalam aktivitas secara keseluruhan. Tari Makan Sirih adalah tari yang dilakukan oleh 4 penari pria dan 4 penari wanita secara berpasangan. Masing-masing penari wanita membawa satu buah tepak sirih. Tari Makan Sirih diangkat dari adat resam orang-orang Melayu bermaksud untuk menyambut kedatangan tamu yang dihormati, dengan disajikannya tepak sirih lengkap yang terdiri dari daun sirih, kapur sirih, pinang, gambir, tembakau.Tepak sirih tersebutlah yang merupakan suatu bentuk ungkapan simbolik dari penghormatan kepada tamu karena dalam etika orang Melayu yang terutama adalah keramah-tamahan dan keterbukaan, di mana kondisi tersebut dapat mengakomodasi segala perbedaan-perbedaan