Bentuk Koreografi bagi Lansia: Studi kasus di Paguyuban Sedya Sekar Manunggal Kaliurang, Hargobinangun, Pakem, Sleman

Paguyuban Sedya Sekar Manunggal adalah wadah atau organisasi untuk para lanjut usia berkumpul dan melakukan aktivitas kesenian. Bernyanyi, menari dan bergembira bersama sambil tepuk tangan, tertawa lepas, menikmati suasana pembinaan yang dirasa sangat kekeluargaan. Kegiatan yang dilakukan di Paguyuban Sedya Sekar Manunggal meliputi Panembrama, terbangan, serta menari. Koreografi yang diajarkan antara lain drama tari Andhe-andhe Lumut, Gambyong dengan durasi tujuh menit, serta Lagon Jejogedan. Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa bentuk koreografi yang sesuai untuk diajarkan kepada lansia adalah bentuk koreografi yang memiliki karakteristik tari. Dilihat dari aspek ruang, gerak cenderung ke samping kanan dan kiri, arah hadap dominan ke depan, volume gerak yang dilakukan selalu sempit tidak pernah lebar atau luas, tidak menggunakan variasi level, tidak banyak menggunakan variasi pola lantai karena pola lantai yang berubah-ubah akan membuat lansia merasa kesulitan, membuat lansia bingung karena harus berpikir ganda di saat berpikir ganda di saat menari. Dilihat dari aspek waktu, gerak tari yang dilakukan dengan tempo pelan, gerak tari bersifat pengulangan dengan ritme tetap atau sama, durasi yang dibutuhkan berkisar lima sampai sepuluh menit. Dilihat dari aspek tenaga memiliki intensitas pelan. Menggunakan iringan yang dipahami oleh lansia itu sendiri karena dengan iringan para lansia menghafalkan bentuk koreografi yang diajarkan. Rias busana yang digunakan pada saat pentas disesuaikan oleh lansia