Perceraian akibat pernikahan dini dan implikasinya terhadap pemenuhan dan perlindungan hak anak : studi kasus di Kecamatan Karangmoncol tahun 2020-2021

Penelitian ini berjudul “Perceraian Akibat Pernikahan Dini dan Implikasinya terhadap Pemenuhan Hak Anak (Studi Kasus di Kecamatan Karangmoncol tahun 2020-2021)”. Penelitian dilatarbelakangi oleh realitas di Kecamatan Karangmoncol terdapat beberapa perkara yang menunjukan adanya perceraian yang terjadi pada pasangan muda, banyaknya perceraian tersebut bertentangan dengan tujuan dari pernikahan yaitu untuk membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal. Adapun penyebab terjadinya pernikahan dini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor salah satunya adalah rendahnya tingkat pendidikan mereka yang mempengaruhi pola pikir mereka dalam memahami dan mengerti hakekat dan tujuan pernikahan. Di Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga, fakta yang menunjukan bahwa masih banyak orangtua yang kurang memberikan hak untuk anaknya sehingga dampak dari anak tersebut tidak mendapatkan kesejahteraan. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana praktik perceraian akibat pernikahan dini di Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga, dan untuk mengetahui bagaimana implikasinya terhadap kesejahteraan anak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian Yuridis Empiris. Pendekatan Yuridis Empiris adalah menekankan penelitian yang bertujuan memperoleh pengetahuan hukum secara empiris dengan jalan terjun ke objeknya. Dan bertujuan untuk mengetahui lebih jelas perceraian akibat pernikahan dini dan implikasinya terhadap pemenuhan hak anak. Peneliti melakukan penelitian di Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga. Dengan narasumber yaitu beberapa pihak yang melakukan perceraian akibat pernikahan dini di Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga dan pihak yang berkepentingan. Berdasarkan hasil penelitian, di Kecamatan Karangmoncol tinggkat pernikahan pada tahun 2020 mencapai 106 pasangan yang melakukan pernikahan dini, dan yang melakukan perceraian dini mencapai 89 kasus. Hampir 80% dari 89 kasus adalah gugat cerai. Yang dilakukan oleh masyarakat Karangmoncol, terjadi ketidak harmosian antara suami dan istri. Dan ternyata yang paling merasa banyak dirugikan adalah pihak istri, sehingga terjadi gugat cerai. Faktor yang menjadi penyebab perceraian akibat pernikahan dini dan implikasinya terhadap kesejahteraan anak, adalah: 1). Kesiapan Mental, 2). Faktor Tanggung Jawab, 3). Faktor Ekonomi, 4). Faktor kekerasan dalam rumah tangga dan 5). Perselingkuhan. Adapun pandangan hakim dalam memutuskan perkara perceraian ini yaitu hakim lebih menekankan dalam proses mediasi agar para pihak rukun kembali. Akan tetapi pada kenyataanya permasalahan yang dialami oleh pasangan tersebut terlalu komplek dan sulit untuk didamaikan. Yang kemudian menyebabkan gagalnya proses mediasi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa implikasi terhadap pemenuhan hak anak, yaitu Banyak hal-hal yang menjadi penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan dan hak-hak anak, pemenuhan hak-hak anak yang kurangnya fasilitas untuk masa depan, rasa kasih sayang, dan pengawasan bagi orangtua terhadap anaknya. Implikasinya akan mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut. Untuk mengurangi permasalahan tersebut, orangtua harus lebih memperhatikan pemenuhannya agar perkembangannya pun baik