Teknik berdakwah dengan budaya jawa oleh Gus Ulin Nuha pada program aksi indosiar

Budaya merupkan hal yang tidak dapat terlepas dari keberagaman Indonesia. Budaya digambarkan sebagai cara hidup seseorang yang diturunkan dari generasi ke generasi, selain menjadi warisan, budaya juga dapat dimanfaatkan menjadi media untuk berdakwah. Dalam berdakwah harus memperhatikan teknik berdakwah yang tepat agar materi yang disampaikan dapat dipahami oleh mad’u, pentingnya teknik dakwah memperlihatkan bahwa sesempurna apapun materi dakwah namun jika tidak mengimplementasikan teknik berdakwah yang benar maka akan menimbulkan hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dewasa ini tidak sedikit para dai atau pendakwah yang meneruskan perjuangan walisongo dengan menggunakan budaya sebagia media dakwah mereka. Salah satu da’i yang berdakwah menggunakan budaya adalah Gus Ulin Nuha, menggunakan wayang dan tembang serta memakai pakaian yang bertemakan adat jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan teknik berdakwah yang dilakukan Gus Ulin Nuha dengan menggunakan budaya Jawa wayang dan tembang dalam program AKSI indosiar. Dalam penelitian ini, penulis menerapkan metode analisis deskriptif dengan jenis pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dokumentasi berupa tayangan video dakwah Gus Ulin dalam program AKSI indosiar di channel youtube indosiar. Sedangkan teknik analisis data yang penulis gunakan adalah teknik Milles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik berdakwah Gus Ulin Pada teknik pembukaan dakwah Gus Ulin Nuha membuka dakwah dengan teknik: Menyebutkan topik ceramah, melukiskan latar belakang masalah, memberikan humor, menyatakan kutipan Alquran atau yang lainnya, menghubungan dengan sejarah masa lalu, menghubungan dengan peristiwa yang sedang diperingati. Dalam menyampaikan dakwahnya, Gus Ulin menggunakan tiga teknik yaitu: Kontak mata, Olahvokal, Olah Visual. Teknik penutupan dakwah yang dilakukan Gus Ulin yaitu: menyimpulkan pembicaraan, menganjurkan untuk bertindak, menutup dengan syair,kutipan atau kata mutiara yang relevan, menyatakan kembali gagasan utama dengan kalimat yang berbeda, Menceritakan contoh sebagai ilustrasi tema pembicaraan