PENGARUH BAHAN SANITASI PAA (Peracetic Acid) TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA AIR LIMBAH SIRUP HERBAL SKALA MINIPLANT DI UNIKA SOEGIJAPRANATA BSB

Limbah tidak dapat digunakan kembali. Limbah berdasarkan sifatnya dapat dibagi menjadi limbah padat, cair, dan gas. Limbah yang akan diuji dalam penelitian ini merupakan limbah cair dari produksi sirup. Limbah cair memiliki karakteristik yang meliputi karakteristik fisik, kimia, dan biologi. Karakteristik fisik limbah terdiri dari total dissolved solid (TDS), total suspended solid (TSS), dan total solid (TS), dan tingkat kekeruhan. Karakteristik kimia limbah terdiri dari biochemical oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD), dan pH. Karakterisik biologi limbah terdiri dari mikroorganisme yang terkandung dalam limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil analisis karakteristik fisik dan kimia limbah cair setelah mesin produksi dilakukan sanitasi pada masing-masing konsentrasi serta mengetahui apakah nilai dari uji karakteristik fisik dan kimia limbah cair telah sesuai dengan baku mutu industri sirup menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No 5 Tahun 2012. Dalam penelitian ini, akan dilakukan uji karakteristik fisik dan kimia dari air limbah sirup yang diperoleh dari proses cleaning menggunakan air hangat dengan suhu 46℃, sanitasi mesin menggunakan Peracetic Acid (PAA) dengan tiga tingkatan konsentrasi yakni 200 ppm, 250 ppm, dan 300 ppm, serta proses pembilasan menggunakan air panas dengan suhu ±70℃. Setelah dilakukan pengambilan sampel, sampel dilakukan uji kekeruhan menggunakan turbidimeter, TDS, TSS, dan TS secara gravimetri, BOD menggunakan DO-meter, COD menggunakan titrasi, dan pH menggunakan pH-meter. Dari pengujian tersebut, untuk dapat dibuang langsung ke lingkungan perlu dilakukan analisa berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang baku mutu air limbah sirup. Hasil uji karakteristik yang memenuhi baku mutu air limbah industri sirup tersebut yang dapat langsung dibuang ke lingkungan. Apabila belum memenuhi baku mutu, air limbah sirup perlu melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Berdasarkan penelitian ini, dapat diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi PAA yang digunakan maka semakin rendah hasil uji karakteristik. Hasil uji kekeruhan, TDS, TSS, TS, COD, dan pH berbanding lurus satu sama lain. Namun, hasil uji BOD berbanding terbalik dengan uji karakteristik lainnya. Berdasarkan hasil pengujian tingkat kekeruhan, TS, dan TDS air limbah sirup untuk masing-masing tingkat konsentrasi PAA mengalami penurunan, namun batas maksimalnya belum ditetapkan oleh baku mutu air limbah industri sirup. Selanjutnya, hasil pengujian TSS untuk air limbah sirup pada semua konsentrasi PAA diperoleh hasil yang kecil dan memenuhi baku mutu air limbah sirup. Uji pH air limbah sirup pada beberapa kadar konsentrasi PAA diperoleh hasil di bawah 6 dan menurun, namun tidak memenuhi baku mutu air limbah sirup. Selain itu, uji COD air limbah sirup pada setiap tingkat konsentrasi PAA mengalami penurunan; hanya konsentrasi PAA 300 ppm yang memenuhi baku mutu air limbah sirup, sedangkan konsentrasi PAA 200 ppm dan 250 ppm tidak memenuhi baku mutu. Terakhir, uji BOD air limbah sirup dari air limbah sirup menghasilkan nilai BOD yang relatif kecil dengan konsentrasi PAA yang terus meningkat namun masih memenuhi baku mutu air limbah sirup