PENGENDALIAN KEBISINGAN PADA RUANG IBADAH BANGUNAN GEREJA CAGAR BUDAYA STUDI KASUS GEREJA SANTO YUSUP BINTARAN YOGYAKARTA

Kebisingan merupakan masalah yang menyertai perkembangan pembangunan kota, sebagai akibat meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas penduduk di perkotaan. Kebisingan juga merupakan suatu bunyi atau suara yang tidak diinginkan keberadaannya dari usaha atau kegiatan yang dapat mengganggu Kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Gedung Gereja Santo Yusuf Bintaran sebagai salah satu bangunan Cagar Budaya yang berfungsi untuk kegiatan Beribadah, berlokasi di Bintaran Yogyakarta yang merupakan kawasan yang sangat pesat perkembangannya, baik pertumbuhan permukiman penduduk maupun arus lalu lintasnya, sehingga memiliki tingkat kebisingan lingkungan yang cukup tinggi. Sebagai Gedung Gereja pastinya memerlukan tempat yang kondusif bagi terlaksananya kegiatan iman, sehingga dibutuhkan tingkat kebisingan yang rendah. Hal tersebut membutuhkan suatu pengendalian kebisingan lingkungan Gedung Gereja. Pengendalian kebisingan dilakukan terhadap kebisingan ekterior seluruh bangunan. Penelitian ini berfokus pada kebisingan eksterior bagunan cagar budaya gereja santo yusuf bintaran kota Yogyakarta. Penanganan pereduksi tingkat kebisingan sebagai alternatif adalah melakukan simulasi dengan bertahap. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui nilai efektifitas tingkat kebisingan apakah sesuai dengan nilai standar nasional Indonesia. Pada penelitian ini menggunakan metode kuantatif yang bersifat numerik dan diakhiri dengan simulasi. Melakukan pengukuran dari 2 bagian yaitu pengukuran dari ruang dalam Gereja dan pengukuran dari luar ruang Gereja. Dari hasil pengukuran menunjukan perhitungan Leq – menit dengan adanya aktivitas dalam Gedung gereja serta akitivitas dari kendaraan dengan nilai 78,54 dB(A). Kemudian perihutangan Leq – menit tanpa adanya aktifitas dalam gedung gereja 70 dB(A). Dan melakukan perhitungan berdasarkan hari kerja (senin – jumat) dengan nilai 80,00 dB(A) dan hari libur (sabtu – minggu) dengan nilai 60,00 dB(A) serta melakukan perhitungan Leq – menit untuk setiap sesi (pagi, siang, sore dan malam). Untuk nilai standar kebisingan dalam Gedung gereja (NCB) adalah 25,00 sampai 35,00 Db(A) sedangkan untuk lingkungan (LNP) adalah 55,00 dB(A). Kemudian melakukan simulasi dengan cara bertahap. Sehingga hasil simulasi telah sesuai dengan nilai standar nasional Indonesia, dapat menjadi rekomendasi bagi gereja santo yusup bintaran Yogyakarta untuk tahap renovasi ataupun pembangunnan selanjutnya. Terdapat 6 opsi simulasi yaitu (1)menambahkan barrier mengelilingi eksisting (2)menambahkan material peredam pada bagian ventilasi Gereja, (3)menambahkan barrier portable di setiap pintu, (4)dengan material akustika, (5)menambahkan material peredam pada bagian dinding selasar, dan (6)menggabungkan semua rekomendasi opsi desain. Teknik penanganan yang paling efektif dari 6 opsi simulasi adalah opsi (1)menambahkan barrier mengelilingi eksisting dan opsi (6)menggabungkan semua rekomendasi opsi desain, simulasi yang dihasilkan sangat mempengaruhi turunnya kebisingan yang masuk ke ruang Ibadah Gereja