PERANCANGAN PUSAT SENI TARI PADA KAWASAN CAGAR BUDAYA MALIOBORO, YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR

Yogyakarta merupakan kota yang memiliki sejuta warisan sejarah dan budaya yang telah diwariskan secara turun temurun, Kesenian,benda,bangunan-bangunan kuno hingga tempat bersejarah menjadi contoh warisan budaya yang masih bisa kita jumpai sampai saat ini dan dilindungi oleh pemerintah. Adapun beberapa wilayah yang dikenal memiliki warisan budaya berdasarkan Surat Keputusan Gubernur No. 186/2011 ada 6 (enam) Kawasan Cagar Budaya yang telah ditetapkan, yaitu Kotagede, Keraton, Malioboro, Pakualaman, Kotabaru, dan Imagiri. Kesenian di Yogyakarta khusunya Seni Tari merupakan salah satu aspek unggulan dibidang pariwisata. Seni Tari juga menjadi identitas yang harus dipelihara serta ditingkatkan eksistensinya sehingga menjadi potensi yang semakin baik untuk perkembangan terhadap wisata budaya di Yogyakarta. Perancangan Pusat Galeri Seni Tari adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk menjaga dan memelihara eksistensi Seni Tari di Yogyakarta. Masyarakat yogyakarta sudah tidak asing lagi dengan kegiatan seni, namun sedikit dari mereka yang dapat mempelajari langsung bagaimana proses seni itu tercipta. Pandangan masyarakat tentang seni tari adalah seni yang tidak jauh lebih popular dibandingan dengan seni Lukis dan seni lainnya. Akan tetapi dengan adanya perancangan Pusat Seni Tari pada Kawasan Cagar Budaya Malioboro dapat merubah stigma masyarakat bahwa Seni Tari adalah Seni yang selalu indah utuk dinikmati bahkan dipelajari. Pusat Seni Tari di Kawasan Cagar Budaya Malioboro, Yogyakarta, perlu dibangun. Fungsinya sebagai wadah bagi seniman untuk memproduksi, mempertunjukan, menyimpan, mempertahankan dan mengembangkan seni tari. Masyarakat berkesempatan untuk memplajari, menonton, dam membeli souvenir. Dengan demikian galeri seni tari di Kawasan cagar budaya menjadi daya Tarik bagi seniman sendiri, masyarakat dan wisatawan