PENETAPAN BIAYA TRANSAKSI PADA AGEN BRILINK DALAM HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Agen Bima Link Desa Aryojeding Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung)

Adella Mety Ria, 12101193056, Penetapan Biaya Transaksi pada Agen BRILink dalam Hukum Islam (Studi Kasus di Agen Bima Link Desa Aryojeding Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung), Jurusan Hukum Ekonomi Syariah, UIN Tulungagung, 2023, Pembimbing: Nina Indah Febriana, M.Sy. Kata Kunci: Penetapan Biaya Transaksi, Agen BRILink, Hukum Islam. Penelitain ini dilatarbelakangi adanya ketidak jelasan dalam penentuan tarif atau fee pada agen BRILink di desa Aryojeding Tulungagung. Kegiatan upah mengupah pada umumnya yang sering didengar yaitu upah jasa, memang hal itu juga salah satu bentuk upah yang ada dalam kegiatan sehari-hari. Upah merupakan hal yang paling utama dalam ketenagakerjaan, karena tujuan orang bekerja adalah untuk mendapatkan upah yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan utama dari agen BRILink adalah untuk memberikan pelayanan perbankan khususnya kepada masyarakat yang belum terlayani oleh Bank secara administratif (unbanked atau unbankable). Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana praktik penetapan biaya pada Agen BRI Bima Link Desa Aryojeding Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung? 2) Bagaiama tinjauan hukum islam terhadap penetapan biaya pada Agen BRI Bima Link Desa Aryojeding Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung?. Metode peneltian yang digunakan peneliti adalah metode kualitatif dan jenis peneltian lapangan (field research). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode pengolahan data yakni data collecting, data display, dan data konklusi. Kemudian pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini dengan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, dan triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Tarif yang ditetapkan oleh pihak bank kepada setiap agen sudah ditetapkan sesuai standar oleh pihak BRI. Konsep BRI dengan agen BIMALink yaitu sharing fee, bank BRI dan agen akan mendapatkan bagian yaitu 50%:50%, yaitu dari fee sebesar 3000 dimana sebesar 1500 untuk bank BRI dan 1500 dikembalikan untuk agen BIMALink. Kemudian untuk penetapan fee dari BIMALink kepada nasabah ditentukan oleh pihak BIMALink sendiri disamping penghasilan dari sharing fee dari BRI. Misalnya agen BIMALink menetapkan fee sebesar 5000 dengan perincian 3000 untuk pihak BRI yang dibagi 50%:50% menjadi 1500 dan sisa 2000 untuk pendapatan bersih dari agen BIMALink. Penghasilan agen BIMALink juga tergantung dari hasil transaksi, semakin transaksinya banyak juga semakin banyak pula penghasilan BIMALink. 2) Tinjauan hukum islam menurut fikih muamalah terhadap penetapan fee di agen BIMALink kepada nasabah Dapat dikategorikan sebagai ujrah dalam akad ijarah di Fiqh Muamalah. Ada timbal balik jasa dan besaran fee yang diberikan agen dengan nasabah BIMALink. Jadi kegiatan BIMALink seperti transfer, beli pulsa, biaya listrik itu sifatnya ujroh/ upah itu merupakan pelayanan yang berhak mendapatkan imbal balik berupa upah, sehingga upah tersebut tidak dikategorikan sebagai riba