Hubungan antara aktifitas Chatting Internet dengan kebutuhan Afiliasi pada mahasiswa UIIS - Malang

ABSTRAK Interaksi sosial seorang individu sangat erat kaitannya dengan kebutuhan afiliasi, karena merupakan kebutuhan untuk mendekatkan diri, bekerja sama atau membalas ajakan orang lain yang bersekutu (orang lain yang menyerupai atau menyukai objek). Membuat senang dan mencari afeksi dari objek yang disukai, patuh dan tetap setia kepada seorang kawan. Chatting merupakan salah satu media untuk berkomunikasi dengan individu lain dalam memenuhi kebutuhan afiliasinya. Salah satu fasilitas yang paling diminati mahasiswa untuk melakukan chatting adalah Internet Relay Chat (IRC). Keunggulan yang dimiliki fasilitas IRC adalah kemampuan untuk menyediakan sarana komunikasi secara masai dan dapat dinikmati secara langsung oleh pemakai internet. Rumusan dan Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara aktifitas chatting internet dengan kebutuhan afiliasi pada mahasiswa UIIS malang, sedangkan Subjek penelitian ini adalah para mahasiswa UIIS malang yang berjumlah 55 orang, menurut para responden salah satu alasan utama melakukan chatting adalah untuk mendapatkan teman baru dan mengenal banyak orang tanpa adanya ketakutan akan penolokan maupun hal lainnya dan ini merupakan media untuk memenuhi kebutuhan afiliasi mahasiswa tersebut. Methode penelitian yang dipakai untuk mengukur aktifitas chatting mahasiswa UUS Malang digunakan methode dokumentasi, observasi dan wawancara sebagai penunjang. Sedangkan untuk mengukur kebutuhan afiliasinya digunakan alat tes Edward Personal Preference Schedule (EPPS) yang sudah teruji kevalidtannya. Hasil penelitan r (0,1) memberikan arti tidak terdapat hubungan atau terdapat hubungan yang sangat lemah antara aktifitas chatting internet dengan kebutuhan afiliasi pada Mahasiswa UIIS Malang dan dari data didapatkan mahasiswa yang melakukan chatting rata-rata memiliki kebutuhan afiliasi yang cukup dan rendah, walaupun responden mengakui bahwa dengam aktifitas chatting responden dapat menemukan orang-orang yang menarik dari pada dialam dunia nyata karena seorang pelaku chatter akan terbebas dari penolakan dan ketakutan berbicara maupun hal-hal lainnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, kebutuhan afiliasi tetap merupakan kebutuhan yang mendasar bagi manusia. Setiap orang akan membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Hal yang perlu dicermati adalah cara pemenuhan terhadap kebutuhan ini juga mengalami perkembangan yang dapat dilakukan tanpa perlu melakukan tatap muka secara langsung dengan manusia lainnya. Afiliasi yang sifatnya secra tradisional tampaknya telah bergeser menjadi afiliasi yang sifatnya virtual atau maya. Adapun saran dari peneliti arahkan aktifitas chatting pada chatting yang membawa manfaat, misalnya: chatting untuk melancarkan bahasa asing karena tingginya kebutuhan akan kemampuan berbahasa asing saat ini. Chatting untuk melakukan pertukaran informasi maupun diskusi mengenai hal-hal yang bermanfaat