Hubungan Antara Resiliensi dengan Kebahagiaan pada Orang Tua Pasca Pandemi

Setiap individu menginginkan kebahagiaan dalam dirinya, namun tolak ukur kebahagiaan individu berbeda-beda. Kebahagiaan juga dapat dirasakan oleh orang tua. Pasca pandemi berlangsung, orang tua kerap menghadapi beberapa tantangan yang baru yaitu perubahan rutinitas yang signifikan, kesulitan dalam berinteraksi, kesulitan psikososial dan ekonomi, dalam mengelola emosi, cemas terhadap ketidakpastian masa depan, dan beradaptasi pada teknologi. Perempuan sebagai istri yang memiliki hubungan jarak jauh dengan suami terkadang cenderung adanya masalah dalam berkomunikasi yang cenderung berakibat munculnya stres. Bahagia atau tidaknya suatu hubungan dapat dilihat dari cara tiap pasangan mengelola konflik yang ada Keluarga yang memiliki resiliensi yang baik dapat merespon kesulitan pasca pandemi dengan cara konstruktif dan adaptif. Oleh karena itu resiliensi merupakan peran yang penting dalam menumbuhkan kebahagiaan dalam diri seseorang. Tujuan penelitian ini untuk melihat adanya hubungan antara resiliensi dengan kebahagiaan pada orang tua pasca pandemi. Populasi penelitian sebanyak 101 subjek, penelitian ini menggunakan kuantitatif survei dengan teknik pengumpulan Accidental Sampling. Uji analisis data menggunakan SPSS 26 windows Skala resiliensi diukur dengan menggunakan Connor-Davidson Resilience (CD-RISC) (2003) dan skala kebahagiaan Oxford Happiness Questionnaire (OHQ). Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara resiliensi dengan kebahagiaan bersifat positif. Berdasarkan hasilnya didapatkan signifikansi sebesar 0.000 dengan Correlation Coefficient 0.572 dan termasuk ke dalam kategori sedang