Hubungan Resiliensi Akademik Terhadap Stress Akademik Mahasiswa Baru di Universitas Surabaya

Mahasiswa baru merupakan mahasiswa yang berada pada tahun pertama perkuliahan yang dimana sering dianggap sebagai masa sulit dan penuh tantangan. Mahasiswa baru kerap merasa tertekan dengan adanya tugas perkuliahan yang sangat berbeda dengan kondisi belajar saat SMA, merasa gugup jika harus presentasi di depan kelas, kemudian timbul rasa tertekan ketika menghadapi mata kuliah yang sulit dan tidak mengetahui kemana harus meminta bantuan. Perubahan pola selama masa perpindahan dari Sekolah Menengah Atas menuju Perguruan Tinggi yang dapat menimbulkan penyebab dari stress, karena pengaruh dari situasi yang tidak stabil. Stress yang mempengaruhi proses belajar pada masa pendidikan akan mempengaruhi proses berpikir, emosi, dan perilaku itu termasuk dalam stress akademik. Oleh karena itu, diperlukan suatu ketahanan positif dari setiap mahasiswa untuk mampu meningkatkan fungsi mental serta kognitif sehingga mahasiswa selalu memiliki dorongan untuk dapat berkembang dalam menghadapi kesulitan. Kondisi tersebut diperoleh apabila mahasiswa memiliki tingkat resiliensi akademik yang tinggi dan dapat membangun perilaku serta mental yang positif untuk mendukung proses belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Resiliensi Akademik dengan Stress Akademik pada mahasiswa baru Universitas Surabaya. Penelitian ini menggunakan 2 alat ukur yaitu Educational Stress Scale for Adolescent (ESSA) sebagai alat ukur Stress Akademik dan Academic Resilience Scale (ARS-30) sebagai alat ukur untuk Resiliensi Akademik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan pengambilan data menggunakan quota sampling. Subjek penelitian adalah mahasiswa baru dengan jumlah partisipan sebanyak 171 di Universitas Surabaya. Hasil penelitian ini diperoleh melalui uji spearman correlation dengan signifikansi p = 0,000 (p 0,05) yang artinya Resiliensi Akademik memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan Stress Akademik. Hasil penelitian dapat memberikan penjelasan bahwa mahasiswa baru memerlukan kondisi psikologis dengan adanya resiliensi akademik yang tinggi untuk mencegah atau menekan stress akademik