Pengaruh Temperatur Aktivasi Arang Tempurung Kelapa Genjah (Cocos Nucifera) Sebagai Adsorben terhadap Kandungan Gas Co2 pada Purifikasi Biogas

Sumber energi tidak terbarukan menyebabkan munculnya inovasi teknologi untuk menggantikan sumber energi tersebut dengan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Salah satu energi alternatif terbarukan yang ramah lingkungan adalah biogas karena murah dan mudah didapatkan.Biogas merupakan proses yang dihasilkan melalui fermentasi anaerob yang bersumber dari limbah organik. Pada umumnya biogas memiliki komposisi kadungan dengan kadar metana (CH4) 50-70%, kadar karbondioksida (CO2) 30- 59% dan untuk sisanya adalah kandungan pengotor lain seperti hidrogen, hidrogen sulfida, nitrogen dan air. Permasalahan untuk mengurangi kandungan karbondioksida (CO2) untuk menghasilkan biogas dengan kualitas dan nilai kalor yang tinggi yaitu dengan purifikasi biogas. Purifikasi dapat dilakukan dengan metode adsorpsi. Adsorpsi merupakan proses penyerapan suatu substansi pada permukaan zat padat dimana dapat menangkap gas CO2. Karbon aktif merupakan pelat datar dengan bahan karbon yang tidak memiliki struktur kristal atau disebut karbon amorf yang tersusun dari ikantan kovalen dalam bentuk kisi heksagonal datar dimana setiap atom-atom C akan menempati tiap sudutnya. Dengan sturktur karbon aktif yang dapat memperbesar pori-pori tersebut yang dapat mempengaruhi kualitas penyerapan adsorben. Salah satu jenis tanaman yang dapat dijadikan bahan baku karena memiliki karbon aktif adalah arang dari tempurung kelapa. Tempurung kelapa juga memiliki kandungan lignoselulosa. Tempurung kelapa memiliki kandungan kimia dan unsur dimana kandungan kimia terdiri dari selulosa (34%), hemiselulosa (21%) dan lignin (27%) sedangkan untuk kandungan unsur terdiri dari Karbon 74.3%, Oksigen 21.9%, silikon 0.2%, kalium 1.4%, belerang 0.5% dan fosfor 1.7%. Dalam penelitian ini, desain faktorial 23 digunakan untuk mengoptimalkan dalam purifikasi biogas. Pengaruh parameter dalam purifikasi biogas menunjukkan bahwa faktor temperatur aktivasi adsorben karbon aktif tempurung kelapa memiliki efek yang signifikan pada kemurnian biogas. Proses pemurnian bervariasi pada karbon aktif (400°C dan 600°C), laju aliran gas 1 liter / menit dan 2 liter / menit, dan diamati setiap 5 dan 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin meningkatnya suhu aktivasi karbon, kadar CO2 cenderung menurun dengan persentase terendah 11,61% dan kadar CH4 meningkat dengan persentase tertinggi 54,12%. Dari hasil tersebut kemampuan adsorben dalam meyerap gas CO2 paling tinggi terjadi pada temperatur aktivasi 600oC