INTERNALISASI KONSEP TRADISI MAKKASIWIANG DALAM MENUNAIKAN ZAKAT TERHADAP MASYARAKAT ADAT LUWU

ABSTRAK Baharuddin, 2023. “Internalisasi Konsep Tradisi Makkasiwiang Dalam Menunaikan Zakat Terhadap Masyarakat Adat Luwu”. Tesis Program Studi Hukum Keluarga Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo, dibimbing oleh Prof. Dr. Hamzah Kamma, M. H.I dan Dr. H. Firman Muhammad Arif, Lc., M.H.I Zakat adalah bagian tertentu dari harta yang Allah swt wajibkan (untuk dibayarkan) kepada orang-orang yang berhak mendapatkannya yang disebutkan dalam kitabnya yang mulia, dan zakat juga merupakan nama atas harta yang dikeluarkan orang yang berzakat. Zakat dalam Islam ditempatkan sebagai ikhtiar Islam untuk menghadirkan (mewujudkan) keadilan sosial di tengah kehidupan umat manusia. Kedua perspektif tentang zakat tersebut menunjukkan bahwa Islam, sebagai sistem teologi (agama), merupakan sistem yang lengkap (kaffah). Sehingga zakat merupakan sarana yang paling tepat untuk memerangi dan mengentaskan kefakiran dan kemiskinan yang setruktural, serta sebagai satu unsur pembinaan masyarakat adil, makmur, sejahtera material maupun spiritual. Pengamalan ibadah termasuk zakat sering dilaksanakan berdasarkan kearifan lokal yang ada di masyarakat. Kearifan lokal merupakan semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan serta kebendaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat. Berkaitan dengan kebudayaan, maka di Indonesia terdapat beraneka ragam budaya, salah satu masyarakt yang masih eksis dalam mempertahankan budayanya adalah masyarakat Luwu. Syariat dan tradisi menjadi dua hal yang saling menemukan bentuk dalam dinamika kehidupan Masyarakat Luwu memiliki budaya tersendiri dalam menyalurkan zakat yaitu tradisi makkasiwiyang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian empiris (lapangan) yang bersifat kualititatif deskriptif, yaitu jenis penelitian yang menggambarkan mengenai objek yang dibicarakan yaitu masalah pengelolaan zakat berdasarkan kearifan lokal yiatu tradisi makkasiwiang yang dilakukan oleh masyarakat Luwu. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, Pendekatan Sosiologis, Pendekatan teologis normatife dan Pendekatan hukum formil. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa makkasiwiang merupakan bahasa Bugis�Luwu yang berasasl dari kata kasiwiang memiliki arti pengabdian dan persembahan. Jika kata kasiwiang ditambah dengan awalan “ma” sehingga membentuk kata makkasiwiang akan memberikan arti melakukan pengabdian atau memberikan persembahan yang ditujukan kepada sang pencipta. makkasiwiang merupakan ibadah yang dilakukan seseorang sebagai bentuk penghambaannya kepada sang pencipta. Maka dapatlah dipahami bahwa zakat merupakan bentuk kasiwiang kepada Allah swt. Dalam konteks ibadah termasuk zakat tradisi makkasiwiang direalisasikan dalam bentuk membangun kesadaran masyarakat untuk mengeluarkan zakat dari hartayang mereka miliki. Kesadaran masyarakat akan kewajiban zakat sejatinya telah terbangun sejak dahulu hanya saja kesadaran itu hanya berlaku di zakat fitrah, pada zakat-zakat yang lain belum maksimal seperti zakat perdagangan, zakat pertanian dan zakat peternakan Merujuk ke realisasi tradisi makkasiwiyang kepada raja, orang yang melakukan kasiwiyang sangat dihargai dan diapresiasi oleh raja bahkan dilaksanakan sebuah upacara adat yaitu mappakuru sumange’ yang menjadi acuan untuk membangkitkan kesadaran zakat bagi masyarakat Luwu. Kata Kunci: Zakat, Makkasiwiyang, kearifan Loka