Analisis Perubahan Zona Nilai Tanah Akibat Perubahan Penggunaan Lahan Di Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan

Tabanan adalah salah satu kabupaten di Provinsi Bali, Indonesia. Terletak sekitar 35 km di sebelah barat Kota Denpasar. Luas Kabupaten Tabanan adalah 839,33 km2 (14,90% dari luas Provinsi Bali) yang terdiri dari daerah pegunungan dan pantai. Kabupaten Tabanan terdiri dari 10 kecamatan, salah satunya Kecamatan Marga. Kecamatan Marga berada di bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Mengwi, Kecamatan Marga termasuk kecamatan yang berada tidak jauh dari perkotaan. Perkembangan pembangunan kota yang semakin pesat dan tingginya laju pertumbuhan penduduk merupakan faktor pendorong meningkatnya kebutuhan tanah di perkotaan. Sementara itu, tanah yang tersedia di daerah perkotaan terbatas. Hal ini menimbulkan permasalahan pada tanah perkotaan, seperti peningkatan harga tanah yang tak terkendali dan melambungnya harga tanah. Melalui penelitian ini diketahui bagaimana perubahan zona nilai tanah akibat perubahaan penggunaan lahan untuk wilayah Kecamatan Marga. Penelitian ini memakai peta digital penggunaan lahan Kecamatan Marga tahun 2019 sampai dengan 2022, peta adminitrasi Kecamatan Marga, CSRT Kabupaten Tabanan, dan peta zona nilai tanah tahun 2019 sampai dengan 2022. Sebelumnya dilakukan pemotongan citra dan shp agar sesuai wilayah penelitian yaitu Kecamatan Marga. Kemudian melakukan overlay dan analisis peta perubahan penggunaan lahan terhadap zona nilai tanah. Hasil penelitian menunjukkan dalam rentang waktu tahun 2019 sampai dengan 2022 perubahan nilai tanah akibat perubahan penggunaan lahan terklasifikasi menjadi sawah padi terus menerus menjadi bangunan permukiman desa, sawah padi terus menerus menjadi bangunan industri dan perdagangan, dan kebun campuran menjadi bangunan permukiman desa. Perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Marga rentang waktu 2019 sampai dengan 2022 ada yang mengalami kenaikan dan ada juga yang mengalami penurunan. Sawah padi terus menerus mengalami penurunan sebesar 1,35% sedangkan kebun campuran mengalami penurunan sebesar 0,35%. Untuk bangunan industri dan perdagangan mengalami kenaikan sebesar 0,17% dan bangunan permukiman desa mengalami kenaikan sebesar 1,53%. Perubahan nilai tanah tertinggi terjadi pada tahun 2019 ke 2020 dengan nilai penurunan paling rendah yaitu minus Rp 1.549.000,- dan nilai kenaikan paling tinggi sebesar Rp 1.645.000,-