ANALISIS KEMAMPUAN DRONE DJI PHANTOM 4 PRO DAN KAMERA DSLR UNTUK MENDETEKSI PERGESERAN MINIMUM PADA STRUKTUR JEMBATAN (Studi Kasus: Jembatan Tunggulmas, Kelurahan Tlogomas dan Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang)

Pemantauan kesehatan jembatan dapat menggunakan berbagai teknologi dan teknik dengan data kuantitatif yang melibatkan investigasi langsung untuk melihat adanya regangan atau pergeseran salah satunya dengan metode berbasis non-kontak. Terdapat teknologi di bidang fotogrametri berbasis non-kontak untuk memonitor deformasi pada objek jembatan, diantaranya adalah UAV dan kamera DSLR. Teknologi yang digunakan dalam memonitoring deformasi memiliki tingkat sensitivitas (ketelitian) yang berbeda-beda dalam mendeteksi deformasi. Tingkat sensitivitas dari teknologi yang digunakan sangat berpengaruh untuk mendeteksi perubahan atau deformasi sekecil mungkin. Melalui artikel ini, akan dibahas mengenai kemampuan drone DJI Phantom 4 Pro dan kamera DSLR yang merupakan teknologi di bidang fotogrametri dalam mendeteksi nilai pergeseran minimum pada objek struktur jembatan dengan teknik pemotretan konfigurasi konvergen. Foto-foto digital yang diperoleh akan diolah dengan perangkat lunak tertentu dengan proses bundle adjustment untuk mendapatkan koordinat tiga dimensi dari stiker retro reflekif yang telah ditempel secara merata pada sisi objek yang akan diteliti. Hasil pengkajian tersebut nantinya dapat menghasilkan uji ketelitian pada drone DJI Phantom 4 Pro dan kamera DSLR. Dari pemotretan yang telah dilakukan pada dua rentang waktu berbeda, yaitu pada bulan September 2023 dan November 2023, maka diperoleh drone DJI Phantom 4 Pro dan kamera DSLR dalam mendeteksi pergeseran terkecil struktur jembatan memiliki keakurasian hingga di bawah 1 mm dengan nilai pergeseran berturut-turut sebesar 0.087 mm dan 0.047 mm. Sehingga, kedua teknologi ini dapat digunakan sebagai alternatif teknologi efektif dan efisien dalam memonitoring deformasi jembatan