Eduwisata Kerajinan Batik dan Bambu Desa Batangan Kabupaten Bangkalan Madura

Kabupaten Bangkalan merupakan tempat pengembangan pelestarian budaya dan menjadi salah satu warisan di Pulau Madura. Seiring berjalannya waktu, masyarakat kota menganggap kesenian tradisional mulai usang dan kurangnya fasilitas terhadap wisata di Madura. Dari hal tersebut, potensi seperti Batik Tanjung Bumi dan olahan bambu di Desa Batangan yang belum terekspos dapat dimanfaatkan sebagai wisata edukasi. Lalu, karena wilayah ini cukup panas dan gersang dengan penerapan tema arsitektur tropis dapat mengantisipasi permasalahan tersebut terhadap fasad bangunan. Metode perancangan yang digunakan dengan cara observasi, wawancara, analisa data, dan dokumentasi. Untuk merancang sebuah objek eduwisata kerajinan batik dan bambu dengan penerapan arsitektur tropis yaitu memberikan sebuah bukaan, secondary skin dan orientasi bangunan agar memberikan kenyamanan thermal objek bagi penghuninya dan fungsi objek ini bermanfaat dalam memberikan fasilitas edukasi mengenai kerajinan batik dan bambu bagi wisatawan lokal maupun asing. Maka, dari rancangan tersebut menyatukan dua bentuk edukasi yaitu batik dan bambu yang tidak saling berhubungan. Ide dari hal tersebut berupa rancangan sebuah Eduwisata Kerajinan Batik dan Bambu Desa Batangan Kabupaten Bangkalan Madura. Hasil rancangan tersebut, berupa sirkulasi linear pada edukasi batik dan bambu. Selain itu, sirkulasi radial diterapkan pada area pendukung untuk menciptakan hubungan antar edukasi dan sirkulasi yang efisien. Untuk merespon iklim yang panas dan gersang, perlu adanya penerapan dengan pendekatan arsitektur tropis pada objek rancangan eduwisata kerajinan ini. Maka dari itu, dengan adanya perancangan destinasi ini diharapkan dapat mewadahi perekonomian masyarakat sekitar, serta mampu menjadi wisata edukasi yang menarik bagi wisatawan dengan tujuan melestarikan budaya lokal Madura. Kata kunci: Bangkalan, Eduwisata Kerajinan, Arsitektur Tropis