Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas

Partisipasi pria dalam Program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia sampai saat ini masih sangat rendah. Data tahun 2021 menunjukkan bahwa partisipasi pria sebagai akseptor KB sebesar 2,06%, dan hanya 0,22% yang menggunakan kontrasepsi mantap (vasektomi). Akseptor KB pria di Kabupaten Banyumas di tahun yang sama tercatat sebanyak 3.72% dan hanya 0,62% yang merupakan akseptor kontrasepsi mantap. Penelitian ini bertujuan mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi pria dalam Program KB kontrasepsi mantap/vasektomi di tengah masyarakat yang kental dengan tradisi agama. Lokasi penelitian di Kecamatan Kedungbanteng karena Kecamatan ini memiliki jumlah peserta Program KB pria tertinggi di Kabupaten Banyumas dan khusus untuk peserta KB vasektomi sebesar 1,60%. Di samping itu, mayoritas penduduk di Kecamatan ini memiliki pemahaman agama yang cukup tinggi, ditandai dengan kuatnya organisasi Islam NU dan keberadaan pesantren di wilayah tersebut. Hal ini berlawanan dengan anggapan masyarakat dan beberapa hasil penelitian yang menyebutkan bahwa ajaran agama Islam menjadi salah satu penghambat pelaksanaan Program KB. Penelitian ini menggunakan studi korelasi dengan pendekatan kuantitatif. Besar sampel sebanyak 100 pria pasangan usia subur (PUS) dari populasi 7.209 PUS, baik pengguna vasektomi maupun yang bukan. Analisis data menggunakan analisis korelasi product moment dan koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dengan partisipasi pria dalam Program KB menggunakan kontrasepsi mantap/vasektomi (p value 0,000), dukungan keluarga dengan partisipasi pria dalam Program KB (p value 0,000), dan perspektif ajaran agama dengan partisipasi pria dalam Program KB (p value 0,000). Namun berdasarkan hasil uji statistik dengan analisis korelasi tidak terdapat hubungan antara akses sarana dan prasarana kesehatan di lokasi penelitian dengan partisipasi pria dalam Program KB (p value 0,132). Adapun variabel independen yang paling mempengaruhi partisipasi pria dalam Program KB adalah tingkat pengetahuan. Berdasarkan uji statistik dengan uji koefisien determinasi diperoleh hasil nilai R-square tingkat pengetahuan sebesar 0,393 (39,3%). Berdasarkan hasil penelitian, rekomendasi yang diajukan adalah tentang perlunya melakukan sosialisasi yang lebih luas untuk meningkatkan pemahaman pria tentang manfaat Program KB, khususnya kontrasepsi mantap/vasektomi. Upaya ini juga mencakup penyuluhan tentang kesehatan reproduksi khusus untuk pria, baik melalui media sosial maupun penyuluhan langsung di masyarakat