Proses Sakralisasi Tanah Kelelondey dalam Resistensi Petani Desa Raringis Utara Langowan Barat

Tanah Kelelondey merupakan wilayah pertanian hortikultura seluas 342 hektar yang terletak di Langowan Barat, Sulawesi Utara. Sejak tahun 2018, TNI AD secara masif melakukan penyerobotan atas lahan-lahan bersertifikat hak milik. Tindakan opresif tersebut direspon masyarakat petani dengan rangkaian resistensi. Desa Raringis Utara merupakan satu di antara sembilan desa pemukiman petani yang aktif melakukan perlawanan terbuka. Pertanyaan yang diajukan dalam tesis ini adalah (1) bagaimana pemahaman historis-telogis petani desa Raringis Utara atas Tanah Kelelondey? (2) bagaimana proses sakralisasi Tanah Kelelondey dalam resistensi petani desa Raringis Utara? Tesis ini mengoperasikan penelitian lapangan dan penelitian literatur. Penelitian ini menemukan bahwa sakralisasi petani Raringis Utara atas tanah Kelelondey berupa (1) ketundukan kepada Kuasa Adi-kodrati sebagai pencipta, pemberi dan pemelihara ekosistem Kelelondey; (2) kelelondey sebagai hirofani dan axis mundi masyarakat petani menempati panggung historis berdasarkan memori kolektif; (3) gagasan teologis-historis disertai dengan tindakan pengudusan seperti kosmisasi atau upaya pengelolaan dan penghunian; (4) tindakan opresif TNI AD adalah wujud desakralisasi yang bercabang dari kolonialisme, imperialisme, seksisme dan androsentrisme yang diwarisi dan dikonservasi negara; (5) rangkaian demonstrasi dan perlawanan prosaik masyarakat petani merupakan teknik pengudusan yang dimotivasi oleh responsibilitas atas hirofani; (6) praksis sakralisasi terbuka untuk diintervensi dan direkonstruksi dengan nilai bermuatan keadilan gender dan ekologi