Pembuatan Kompos dari Sampah Organik Rumah Tangga dengan Aktivator EM-4 dan Analisis Fisikokimianya Serta Aplikasi pada Tanaman Kangkung Secara Hidroponik

Semakin bertambahnya aktivitas rumah tangga semakin banyak sampah yang dihasilkan, sehingga menyebabkan tumpukan sampah membusuk, mencemari lingkungan dan menjadi sumber penyakit yang berdampak terhadap gangguan kesehatan. Pengomposan merupakan salah satu upaya untuk meminimalkan timbunan sampah. Kompos dibuat selama 30 hari dengan komposisi 270 g sampah organik rumah tangga dan 90 g starter kompos (Beraskin) yang ditambahkan EM-4 sebanyak 0 mL(K1), 25 mL (K2), 50 mL (K3), 75 mL (K4), dan 100 mL (K5) dengan pengadukan 1x2 hari. Kompos yang dihasilkan diamati perubahan warna, bau, tekstur dan ditentukan unsur haranya apakah sudah memenuhi standar kompos menurut SNI. Penentuan C-organik dilakukan dengan metode Walkey and Black, nitrogen (N) metode Kjeldahl, fosfor (P) metode Spektrofotometri UV-Vis, K, Fe, Zn metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), pH, dan C/N. Aplikasi kompos pada tanaman kangkung secara hidroponik dilakukan selama 28 hari dengan konsentrasi 1,5% menggunakan metode rakit apung, kemudian diamati setiap minggu pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun. Kondisi pembuatan kompos yang paling bagus diaplikasikan pada tanaman kangkung diperoleh pada K5, memiliki bau seperti tanah, bertekstur remah dan berwarna coklat kehitaman. Kandungan unsur haranya yaitu nitrogen 1,17±0,09%, fosfor 2,20±0,08%, kalium 1,85±0,11%, C-organik 24,53±1,69%, Fe 0,09±0,01%, Zn 0,01±0,00%, pH 7,46±0,03 dan C/N 20,86±0,04%. Kata kunci: Kompos, EM-4, Hidroponik, Kangkun