Pelaksanaan Akad dan Pertanggungan Pengangkutan Solar Ditinjau dari Perspektif Hukum Positif dan Hukum Islam (Studi Kasus di PT. Surya Berdikari Energi)

Dalam dunia usaha khususnya perusahaan swasta dalam melaksanakan perjanjian jual beli cenderung melakukan sebuah perjanjian secara tertulis, hal tersebut digunakan sebagai alat bukti apabila terjadi permasalahan yang berkaitan dengan perjanjian yang bersangkutan, dan dalam proses jual beli solar High Speed Diesel, pihak penjual mengirim solar ke pembeli dengan kondisi sudah tersegel dan isinya sudah sesuai dengan standard pengukuran yang ada, namun masih terdapat masalah kualitas atau mutu sebuah produk yang tidak sesuai. Oleh karena itu, maka akan ada pihak yang dirugikan. Adapun fokus dan tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui pelaksanaan akad jual beli solar di PT. Surya Berdikari Energi. 2) Untuk mengetahui pertanggungan pada jual beli solar di PT. Surya Berdikari Energi. 3) Untuk mengetahui pelaksanaan akad dan pertanggungannya pada pengangkutan solar ditinjau dari perspektif hukum positif dan hukum Islam di PT. Surya Berdikari Energi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research). Sifat penelitian ini adalah deskriptif analisis kualitatif, dalam penelitian ini dideskripsikan dan dianalisa dengan cara mengkaji dan menelaah praktik jual beli solar di PT. Surya Berdikari Energi terhadap hukum positif dan hukum Islam. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian, 1) Pelaksanaan jual beli solar dari PT. Surya Berdikari Energi sampai ke pembeli. Ketika pembeli (pihak industri) mengajukan Purchase Order ke PT. Surya Berdikari Energi dengan sistem pembayaran Cash on Delivery, PT. Surya Berdikari Energi melanjutkan transaksi dengan pihak PT. Bayu Sinergi untuk pembelian solar High Speed Diesel dengan sistem Cash Before Delivery. 2) Pertanggungan pada jual beli solar, dalam hal ini terdapat beberapa resiko seperti keterlambatan pengiriman, penyusutan solar atau kualitas solar tidak bagus dan kecelakaan dalam pengangkutan. Apabila terbukti ada wanprestasi dalam pengangkutan maka pihak pengangkut bertanggung jawab atas kerugian tersebut, 3) Dalam pelaksanaan akad dan pertanggungannya pada jual beli solar di PT. Surya Berdikari Energi ditinjau perspektif hukum positif dan hukum Islam, dilihat dari rukun dan syaratnya sudah terpenuhi maka akad jual beli pada PT. Surya Berdikari adalah sah menurut hukum positif maupun hukum Islam. Mengenai pertanggungan pada jual beli solar selama ini kedua pihak telah memenuhi segala kewajibannya, PT. Surya Berdikari Energi selalu berupaya menjaga kepuasan Pelanggan maka pada akhirnya tidak ada pihak yang merasa dirugikan dan dicurangi dalam transaksi jual beli solar ini