KENYAMANAN TERMAL DALAM RUANG PERTEMUAN UMUM DITINJAU DARI ASPEK SIRKULASI UDARA: Studi Kasus Handep Hapakat Kabupaten Pulang Pisau

Good air circulation is needed in a naturally ventilated room to achieve thermal comfort because it can speed up the heat dissipation process and the availability of fresh air in the room. This study aims to examine the air circulation of the meeting room at the Handep Hapakat General ` Kenyamanan termal dalam ruang Pertemuan Umum Handep Hapakat Kabupaten Pulang Pisau ditinjau dari Aspek Sirkulasi Udara 2 Meeting Building in Pulang Pisau Regency and the factors that affect the thermal comfort of the building. This study used descriptive qualitative method. The independent variables were obtained through field measurements in the form of meeting room dimensions, type and area of ventilation openings, while the dependent variable in the form of microclimate included wind speed, indoor and out door temperatures, and air humidity. The analysis was carried out to find out which parts of the room experienced high and low airflow and to find out the supporting factors and obstacles by using the HTC-2 Thermometer Hygrometer and Digital Wind Anemometer GM 816 tester. The results showed that the ventilation system and the type of opening distributed comfortable air movement or wind speed in the space between 0.1 m/s to 0.5 m/s with an air humidity of 49% - 52%, with a ratio of ventilation openings (11 %) of the floor area of the room. It was concluded that the ratio of the opening area to the meeting room area was good enough so that the air circulation was quite smooth.Sirkulasi udara yang baik sangat dibutuhkan pada ruang berventilasi alami untuk mencapai kenyamanan termal karena dapat mempercepat proses pengeluaran panas dan ketersediaan udara segar dalam ruang. Penelitian ini bertujuan mengkaji sirkulasi udara ruang pertemuan pada Gedung Pertemuan Umum Handep Hapakat di Kabupaten Pulang Pisau serta faktor- faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal pada bangunan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kualitatif. Variabel bebas diperoleh melalui pengukuran di lapangan berupa dimensi ruang pertemuan, tipe dan luas bukaan ventilasi, sedangkan variabel terikat berupa iklim mikro meliputi kecepatan angin, suhu indoor dan out door, serta kelembaban udara . Analisis dilakukan untuk mengetahui bagian ruang yang mengalami aliran udara tinggi dan rendah serta mengetahui faktor pendukung dan kendala dengan menggunakan perangkat HTC- 2 Termometer Hygrometer dan Digital Wind Anemometer GM 816 tester. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sistem ventilasi dan tipe bukaan mendistribusikan pergerakan udara atau kecepatan angin yang nyaman di dalam ruang antara 0,1 m/s hingga 0,5 m/s dengan kelembaban udara 49% -52%, dengan rasio luasan bukaan ventilasi (11%) dari luas lantai ruangan. Disimpulkan bahwa rasio luas bukaan dengan luas ruang pertemuan sudah cukup baik sehingga sirkulasi udara cukup lanca