RESILIENCE OF THE INSTITUTION OF MARRIAGE IN FACING DOMESTIC PROBLEMS IN A LEGAL PERSPECTIVE

The institution of marriage is a noble institution and has an honorable position in Islamic law and Indonesian national law. This is evidenced by the existence of special regulations related to marriage, namely Law Number 16 of 2019 concerning Marriage. Problems in domestic life will always be faced by every couple, the existence of the marriage institution is a benchmark for how husband and wife are able to face and get solutions to the problems faced, so that the integrity of the household is maintained. This paper aims to explain how the resilience of the marriage institution in an effort to find solutions to problems and conflicts in the household, so that family integrity remains harmonious. Based on qualitative descriptive research methods and analytical descriptive sociological normative approaches, it is concluded that: 1) It is necessary to understand the community about family resilience so that each individual couple understands the concept and purpose of marriage. (2). Optimizing BP4 institutions in bridging the resolution of household conflicts. (3) Strengthening family joints from various aspects, both economic and social and others, in order to minimize the divorce rate.Lembaga perkawinan merupakan suatu lembaga yang mulia dan mempunyai kedudukan yang terhormat di dalam hukum Islam dan hukum nasional Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya peraturan khusus terkait dengan perkawinan yaitu Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perkawinan. Problematika di dalam kehidupan rumah tangga pasti akan selalu dihadapi oleh setiap pasanngan, ekistensi lembaga perkawinan merupakan tolak ukur bagaimana suami istri mampu mengahadapi dan mendapatkan solusi atas problem yang dihadapi, sehingga keutuhan rumah tanggatetap terjaga.Tulisan ini bertujuan menjelaskan bagaimana ketahanan lembaga perkawinan dalam upaya menenmukan solusi atas permasalahan dan konflik dalam rumah tangga, sehingga keutuhan keluarga tetap terjalin harmonis. Berdasarkan metode penelitian deskriptif kualitatif dan pendekatan normatif sosiologisdeskriptif analitis, disimpulan bahwa:1) Diperlukan pemahaman kepada masyarakat tentang ketahanan keluarga agar setiap individu pasangan memahami konsep dan tujuan berumah tangga. (2). Melakukakan optimalisasi lembaga BP4 dalam menjembatani penyelesaian konflik rumah tangga. (3) Penguatan sendi keluarga dari berbagai aspek baik ekonomi maupun sosial dan lainnya agar dapat meminimalisir tingkat perceraian