Abstrak Tanda-tanda atau gejala kepemimpinan yang gagal, dalam perspektif agama (Islam), adalah tidak singkronnya antara ucapan dengan tindakan yang lazim disebut sebagai munafik, agar tampil prima disegani dan berwibawa, meski bertentangan dengan hati nurani dan membelakangi agama, maka lahirlah politik pencitraan. Tentu saja hal ini merupakan tindakan kamoflase, jika dilakukan oleh aparat atau pejabat, dapat merongrong kewibawaan Negara dan pemerintah. Leadership yang baik adalah yang secara substansi menjalankan amanat Sang Pencipta, Penguasa seluruh alam, jadi agama tidak sekedar pembungkus prilaku politik yang buruk dan busuk, seperti korupsi dan keculasan untuk pencitraan, melainkan syari’at agama harus ditegakkan. Negara justru...