Fenomena kekerasan dalam rumah tangga dan penanganan : studi di Kelurahan Rowosari

Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Kekerasan rumah tangga akhir- akhir ini masih sangat sering terjadi baik di kalangan menengah ke atas ataupun menegah kebawah yang mana kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi sendiri sebenarnya tidaklah pernah di inginkan dalam setiap rumah tangga. Kekerasan ini sendiri kerap kali terjadi di karenakan permasalahan masing-masing seperti masalah tanggung jawab, penelantaran,yang banyak terjadi di sektor finansial dan komunikasi yang kurang baik hal ini memicu emosi sesaat yang mengakibatkan kekerasan fisik maupun visual yang mengakibatkan luka fisik ataupun psikologis bagi korbanya. Penelitian ini menemukan Faktor-faktor penyebab tingginya kasus kekerasan dalam rumah tangga di Kelurahan Rowosari Kota Semarang pada tahun 2021 hingga saat ini ditemukan bahwa penelantaran memiliki pengaruh terhadap tingginya kasus kekerasan dalam rumah tangga pada Kelurahan Rowosari Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif Sumber data pada penulisan ini diperoleh dengan metode wawancara terhadap beberapa narasumber langung, dan dengan melihat jumlah laporan perkara yang sudah diperiksa dan ditanda tangani oleh ketua pengadilan. Data-data tersebut selanjutnya disusun, dijelaskan dan dianalisis dengan metode deskriptif-analitik untuk kemudian ditarik kesimpulan. Landasan teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori konflik yang dimiliki oleh Karl Max yang berfokus pada kajian yang disebabkan oleh faktor sosial-struktural dan sosial kultural meliputi sistem sosial, struktur sosial, kebudayaan, posisi status, peran sosial, adat istiadat, instirepresentasi kolektif, situasi sosial, norma sosial, dan nilai. Penelitian ini menghasilkan dua temuan, yang pertama Data kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kelurahan Rowosari yang masuk dan telah ditangani secara tuntas oleh Polsek Tembalang dalam kurun waktu sepanjang tahun 2019 hingga tahun 2021 setidaknya ada kurang lebih 132 kasus yang terdiri atas kasus fisik 29 kasus, kekerasan psikis 2 kasus dan penelantaran terdapat 5 kasus. beberapa kasus Kekerasan dalam rumah tangga di Kelurah Rowosari di dominasi kekerasan fisik yang mana temuan ke dua berupa penaganan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga sudah dapat di selesaikan melalui pengendali hukum yaitu pihak kepolisian dan di tangani secara hukum menyesuaikan hukum yang berlaku, salah satu penanggulangan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga adalah dengan di adakannya bimbinggan perkawinan yang bertujuan guna meminimalisir terjadinya tindak kekerasan dalam rumah tangga setelah pernikahan. ABSTRACT: Domestic violence is any act against a person, especially a woman, which results in physical, sexual, psychological misery or suffering, and/or neglect of the household including threats to commit acts, coercion, or unlawful deprivation of liberty within the household. Recently, domestic violence is still very common, both in the upper middle class and the lower middle class, where domestic violence that occurs itself is never wanted in every household. This violence itself often occurs because of their respective problems such as responsibility problems, neglect, which often occurs in the financial sector and poor communication, this triggers temporary emotions that result in physical and visual violence that results in physical or psychological injury to the victim This study found the factors causing the high cases of domestic violence in the Rowosari Village, Semarang City in 2021 until now it was found that neglect has an influence on the high number of cases of domestic violence in Rowosari Village, Semarang City. This study uses qualitative research methods. The source of the data at this writing is obtained by the method of interviews with several sources directly, and by looking at the number of case reports that have been examined and signed by the head of the court. The data is then compiled, explained and analyzed by descriptive-analytic method to draw conclusions. The theoretical basis used in this research is the conflict theory owned by Karl Max which focuses on studies caused by socio-structural and socio-cultural factors including social systems, social structures, culture, status positions, social roles, customs, collective representation, social situation, social norms, and values This study resulted in two findings, firstly, data on cases of Domestic Violence in the Rowosari Village that were entered and handled completely by the Tembalang Police in the period from 2019 to 2021 at least there were approximately 132 cases consisting of 29 physical cases, 2 cases of psychological violence and 5 cases of neglect. several cases of domestic violence in the Rowosari Village are dominated by physical violence where the second finding is in the form of handling cases of domestic violence that can be resolved through legal controllers, namely the police and handled legally according to applicable laws, one of the ways to overcome the occurrence of violence in the household is the holding of marriage guidance which aims to minimize the occurrence of domestic violence after marriage