Strategi membangun brand tahfidz di MTS Negeri 1 Grobogan

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan dengan munculnya tren program tahfidz di berbagai lembaga pendidikan sehingga menimbulkan keinginan masyarakat terhadap lembaga pendidikan terdekat untuk mengelola program tahfidz. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi membangun brand tahfidz di MTs Negeri 1 Grobogan dan bagaimana implikasi strategi membangun brand tahfidz di MTs Negeri 1 Grobogan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis melalui tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kemudian untuk menguji keabsahan data melalui triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: strategi membangun brand tahfidz di MTs Negeri 1 Grobogan menggunakan strategi branding menurut teori Gelder yang meliputi: 1) Brand positioning: fokus pada pengembangan program tahfidz dan menjadikan program tahfidz sebagai brand utama madrasah. 2) brand identity: bekerja sama dengan salah satu pesantren di lingkungan madrasah dalam proses pembelajaran tahfidz, menetapkan target hafalan minimal 10 juz, dan mengadakan ujian kelas tahfidz di akhir semester. 3) brand personality: yaitu dengan mengenalkan siswa kelas tahfidz yang mampu capaiannya melebihi target hafalan yaitu hingga 30 juz dalam event-event madrasah. 4) brand communication: yaitu melalui komunikasi internal dan eksternal. Adapun komunikasi internal melalui 1) Pemasangan spanduk dan penyebaran brosur. 2) Promosi program tahfidz melalui kegiatan internal madrasah. Dan 3) Promosi lewat kegiatan-kegiatan siswa madrasah melalui media online. Sedangkan komunikasi eksternal melalui kerjasama dengan lembaga pendidikan SD/MI dalam merekrut siswa baru. Sedangkan implikasi strategi membangun brand tahfidz yaitu: 1) Meningkatnya minat peserta didik baru. 2) Kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tinggi. Dan 3) Meningkatnya citra lembaga di mata masyarakat