Bimbingan tazkiyatun nafs dalam rangka peningkatan keberagamaan lansia pada Tarekat Naqsabandiyyah Mujadadiyyah Kholidiyyah di Pondok Pesantren Al-Fatah Banjarnegara

Problematika yang dialami oleh lansia pada umumnya adalah psikis, psikososial, dan agama. Dalam penelitian ini terfokus pada keberagamaan lansia,penelitian ini mengacu pada fenomena yang pada lansia tarekat Naqsyabandiyyah Mujadadiyyah Kholidiyah di Pondok Pesantren al-Fatah awalnya memiliki kondisi awal keberagamaan yang cukup rendah, hal tersebut peneliti dapatkan dari hasil penelitian dengan beberapa lansia di Pondok Pesantren al-Fatah. Oleh karena itu perlunya peningkatan di dalamnya, peningkatan ini tentu saja dengan kondisi lansia yang menurun perlunya pembimbing dalam peningkatan keberagamaan lansia. Salah satu bimbingan yang digunakan adalah bimbingan tazkiyatun nafs. Bimbingan tazkiyatun nafs itu merupakan pertolongan untuk membersihkan hati dan jiwa melalui pertolongan Allah SWT dengan Nur Allah SWT, dan usaha untuk memperbiki hati dengan cara beribadah. Penelitian ini bertujuan guna mengetahui bagaimana pelaksanaan bimbingan tazkiyatun nafs dan hasil perubahan keberagamaan lansia setelah mengikuti bimbingan tazkiyatun nafs dalam rangka peningkatan keberagamaan lansia pada tarekat Naqsyabandiyyah Mujadadiyyah Kholidiyah di Pondok Pesantren al-Fatah Banjarnegara Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan cara pengumpulan data melakukan penelitian berupa observasi dan wawancara di tempat penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data skunder. Analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan teori Miles and Huberman yaitu pengolahan data, pennyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini ialah yang pertama terkait pelaksanaan bimbingan tazkiyatun nafs yang dimana bimbingan dilaksanakan tiga kali dalam satu tahun, yaitu bulan Muharom, Rojab, dan Ramadhan, dengan pilihan berapa hari lansia akan mukim di Pondok yaitu sepuluh hari, dua puluh hari atau, empat puluh hari. Dalam penyampaian bimbingan menggunakan tiga metode yaitu metode individu, metode kelompok dan metode ceramah. Dalam pemberian bimbigan ini materi yang disampaikan dapat dikelompokan mejadi tazkiyatul akidah, tazkiyatul ibadah, tazkiyatul akhlak, serta peatihan ketenanan jiwa. Hasil yang kedua yaitu terkait hasil perubahan keberagamaan pada lansia yang menghasilkan hasil yang positif. Hal tersebut dapat diukur menggunakan dimensi religiusits teori Y Glock & R Stark diantaranya dimensi keyakinan, ritual, pengalaman, pengetahuan, dan pengamalan. Berdasarkan hasil anaslisis terdapat dua dimensi yang dominan terjadi peruahan yaitu dimensi ritual dan dimensi pengetahuan, hal tersebut dikarenakan kondisi awal lansia yang dlunya jarang melaksanakan ibadah dan juga ilmu pengetahuan agamanya kurang menjadi lebih meningkat rajin ibadah dan ilmu pengetahuan setelah mengikuti bimingan. Sedangkan dimensi yang sedikit terjadi perubahan adalah dimensi pengamalan, hal ini dikarenakan lansia pada awalnya memang sudah memiliki dasar hubungan yang baik dengan orang lain