Layanan konseling individu untuk mengatasi trauma pada korban pelecehan seksual di Lembaga Konseling Pelajar Putri (LKPP) Kabupaten Batang

Fenomena pelecehan seksual banyak terjadi dikalangan masyarakat baik itu dilakukan oleh keluarga, tetangga ataupun orang yang lebih dewasa lainnya. Pelecehan seksual berdampak pada fisik, psikis, dan sosial, apabila tidak segera ditangai anak akan mengalami trauma, sehingga akan mengalami ketakutan, tingkat kecemasan tinggi, menutup diri dari lingkungan masyarakat, dan anak tidak merasa percaya diri. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk untuk mengetahui gambaran layanan konseling individu yang dilakukan oleh konselor dan mengetahui kondisi trauma korban pelecehan seksual di Layanan Konseling Pelajar Putri (LKPP) Kab. Batang. Informan penelitian ini yaitu terdiri dari enam orang, dua dari konselor dan 4 dari korban pelecehan seksual. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan jenis penelitian kualitatif. Sumber data penelitian ini yaitu menggunakan data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi untuk mengetahui proses pelaksanaan layanan konseling individu untuk mengatasi trauma korban pelecehan seksual di Lembaga Konseling Pelajar Putri (LKPP) Kabupaten Batang, mengetahui hasil layanan konseling individu untuk mengatasi trauma korban pelecehan seksual di Lembaga Konseling Pelajar Putri (LKPP) Kabupaten Batang. Teori yang digunakan didasarkan pada pemikiran bahwa, konseling individu merupakan pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang konselor terhadap konseli yang bertujuan untuk pengembangan dirinya serta mampu mengentaskan masalah-masalah yang dihadapinya. Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini menujukan bahwa layanan konseling individu untuk mengatasi trauma korban pelecehan seksual di Lembaga Konseling Pelajar Putri (LKPP) Kabupaten Batang memberikan perubahan positif pada karakteristik psikologis, dimana rasa trauma yang dirasakan konseli berangsur-angsur pulih ini terlihat dari perubahan sikap konseli yang mana konseli mulai bisa mengontrol emosinya, serta lebih percaya diri dalam beradaptasi dengan lingkungannya