STUDI TENTANG KARAKTERISTIK KONSUMEN DAN PERILAKU KONSUMSI KOPI DI COFFEE SHOP OLEH MASYRAKAT KOTA PANGKALPINANG

Kopi adalah tanaman hasil pertanian yang bijinya dapat diseduh dan dijadikan minuman setelah melalui proses penyangraian dan dihaluskan. Terdapat 2 spesies kopi yang paling dikenal oleh masyarakat Indonesia yaitu Arabika (Coffea arabica) dan Robusta (Coffea canephora). Coffee shop merupakan tempat yang menyediakan makanan dan minuman ringan yang terkadang disertai dengan ketersediaan sarana hiburan seperti live music. Namun, belum ditemukan penelitian yang mendeskripsikan hubungan karakter sosial dan ekonomi serta pengetahuan tentang kopi terhadap perilaku konsumsi kopi dari konsumen coffee shop di daerah yang bukanlah penghasil kopi. Sehingga penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik sosial dan ekonomi konsumen coffee shop, mengetahui tingkat pengetahuan konsumen coffee shop mengenai kopi, menganalisis hubungan antara variabel-variabel sosial ekonomi dan tingkat pengetahuan responden terhadap pola konsumsi dan merumuskan pola konsumsi kopi konsumen coffee shop di kota Pangkalpinang berdasarkan karakteristik sosial dan ekonomi dan tingkat pengetahuan responden. Penelitian dilakukan secara survey daring dengan alat bantu kuisioner yang disebarkan melalui website Google Form. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan survey kepada 44 orang untuk mengetahui kelayakan kuisioner melalui hasil uji validitas dan reliabilitas. Survey pendahuluan juga dilakukan untuk mengetahui jumlah responden yang dibutuhkan pada survey utama. Sebanyak 360 orang responden berusia dibawah 17 tahun hingga diatas 24 tahun terlibat pada survey utama dengan mengisi kuisioner survey yang dilakukan secara daring dengan alat bantu kuisioner yang dibuat dengan website Google Form. Data yang didapatkan dari survey ini kemudian diuji kelayakannya dengan uji validitas dan uji reliabilitas untuk mengatahui apakah data tersebut valid dan reliabilitas. Data hasil survey kemudian dikelompokkan menjadi 3 kelompok berdasarkan pekerjaannya yaitu pelajar, pekerja dependen, dan pekerja independen. Kemudian dilakukan Uji Beda dan Uji Hubungan untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku konsumsi kopi di Kota Pangkalpinang. Hasil uji beda dengan aplikasi SPSS tidak menemukan adanya perbedaan yang nyata pada indikator pengetahuan jenis kopi, pengatahuan sajian kopi, pengetahuan tingkat roasting, indikator kualitas yang dirasa penting, waktu mengonsumsi kopi, jumlah yang diminum dalam 1 kali konsumsi, varian yang sering dipilih dan alasannya, frekuensi konsumsi di coffee shop, waktu terakhir kali mengonsumsi kopi di coffee shop, dan varian sajian kopi yang dipesan saat terakhir kali mengunjungi coffee shop dan varian yang disukai oleh responden. Tidak adanya perbedaan yang nyata menunjukkan bahwa kelompok pekerjaan tidak mempengaruhi indikator-indikator tersebut. Hasil survey menunjukkan bahwa semakin tinggi penghasilan, maka frekuensi konsumsi kopi responden juga meningkat. Hasil survey juga menunjukkan bahwa secara umum responden yang mengikuti survey berusia di atas 24 tahun, bertempat tinggal di rumah, memiliki penghasilan di atas Rp 3.000.000,00 dan sudah dari lahir tinggal di Kota Pangkalpinang. Hasil uji beda menunjukkan juga bahwa pada indikator gender, usia, jenis tempat tinggal, lama tinggal, penghasilan. Indikator gender menunjukkan perbedaan dimana jumlah responden laki-laki lebih banyak dibandingkan responden perempuan, dimana responden laki-laki sebanyak 249 orang dan perempuan sebanyak 111 orang. Hasil survey menunjukkan bahwa responden mayoritas responden berusia 24 tahun yang didominasi oleh kelompok pekerja dependen dan pekerja independen. Tempat tinggal mayoritas responden pada ketiga kelompok adalah rumah dan sudah sejak lahir tinggal di kota Pangkalpinang. Penghasilan mayoritass responden pada kelompok pelajar kurang dari Rp 500.000,00 sedangkan penghasilan mayoritas responden kelompok pekerja dependen dan pekerja independen lebih dari Rp 3.000.000. Indikator tujuan konsumsi kopi juga berbeda nyata dimana mayoritas kelompok pelajar mengonsumsi kopi karena membuat bahagia namun vi kelompok pekerja dependen dan pekerja independen mengonsumsi kopi karena sudah menjadi kebiasaan. Indikator frekuensi mengonsumsi kopi dalam 1 minggu juga berbeda nyata dimana kelompok pelejar mengonsumsi kopi 1 hingga 2 kali dalam seminggu, tetapi kelompok pekerja dependen dan pekerja independen mengonsumsi kopi 3 hingga 5 kali dalam seminggu. Kelompok pelejar memilih rumah sebagai tempat mereka mengonsumsi kopi sedangkan pekerja dependen dan independen memilih coffee shop sebagai tempat mereka mengonsumsi kopi. Hasil survey menunjukkan bahwa perilaku konsumsi kopi masyarakat kota Pangkalpinang adalah minum kopi di coffee shop di malam hari bersama teman dengan minuman yang paling disukai adalah cappuccino