PERTIMBANGAN PUTUSAN HAKIM BAGI RESIDIVIS ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA (STUDI PUTUSAN NOMOR 18/PID.SUS-ANAK/2022/PN SMG)

Anak merupakan sumber daya manusia sebagai generasi penerus bangsa yang dalam perkembangannya dipersiapkan untuk membangun masa depan negara. Namun pada kenyataannya seringkali anak kurang mendapat perhatian serta pembimbingan dari orang tua ataupun walinya. Hal tersebutlah yang kemudian menyebabkan terjadinya kurang kontrol orang tua pada anak sehingga rentan terjadi tindak pidana yang dilakukan oleh anak. Salah satunya adalah tindak pidana narkotika yang dewasa ini, penyalahgunaan narkotika tidak memandang usia maupun latar belakang sosial serta ekonomi masyarakat. Dalam beberapa kasus anak yang merupakan pelaku tindak pidana narkotika merupakan seorang residivis. Maraknya tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh anak belum diteliti secara tuntas mengenai bagaimana pertimbangan hakim dalam memutus perkara pidana narkotika yang pelakunya residivis anak. Oleh sebab itu, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan sanksi pidana bagi residivis anak sebagai pelaku tindak pidana narkotika dan untuk mengetahui bagaimana pertimbangan hakim dalam memutus perkara pidana narkotika anak. Metode penelitian yang digunakan penulis untuk menganalisis penelitian ini yaitu dengan metode kualitatif. Metode kualitatif merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti objek tertentu secara ilmiah dimana peneliti adalah instrumen, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif agar menghasilkan data deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis yakni dengan mengkaji serta meneliti bahan-bahan keputustakaan sebagai bahan hukum primer. Tidak hanya itu, dalam menyusun penelitian ini juga menggunakan pendekatan kasus dengan menampilkan kasus hukum. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat penulis melalui wawancara dengan hakim, penerapan sanksi pidana yang dijatuhkan oleh hakim bagi anak yang merupakan seorang residivis tindak pidana narkotika telah sesuai dengan apa yang diamanatkan oleh UU SPPA. Tidak hanya itu, pertimbangan-pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan juga telah memperhatikan berbagai aspek sehingga pertimbangan-pertimbangan tersebut menghasilkan putusan yang mengedepankan kepetingan terbaik bagi anak. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa penerapan sanksi pidana yang dijatuhkan oleh hakim sudah tepat karena telah mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak sehingga penerapan sanksi pidananya bukan untuk melakukan penghukuman. Maka untuk tetap dapat memberikan putusan yang adil bagi anak dan meminimalisir anak mengulang untuk yang ketiga kalinya tindak pidana para penegak hukum diharapkan untuk memperdalam analisis hukum dan melakukan monitoring secara rutin dan terpadu pada ana