ANALISIS MISKONSEPSI SISWA KELAS XI MIPA MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK FOUR-TIER MULTIPLE CHOICE BERBASIS WEB PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Skripsi dengan judul “Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas XI MIPA Menggunakan Tes Diagnostik Four Tier Multiple Choice Berbasis WEB pada Materi Hidrolisis Garam” ini ditulis oleh Femi Nur Halizah, NIM.12212193053, Program Studi Tadris Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, dengan dosen pembimbing Ali Amirul Mu’minin, M.Pd. Kata Kunci : Miskonsepsi, Tes Diagnostik Four Tier Multiple Choice, WEB, Hidrolisis Garam. Karakteristik ilmu kimia yang bersifat abstrak, berurutan dan berjenjang menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami konsep yang sebenarnya. Kesulitan tersebut akan berpengaruh terhadap pendalaman konsep yang tidak utuh dan menimbulkan suatu miskonsepsi. Materi kimia yang sering mengalami miskonsepsi yaitu materi hidrolisis garam karena memiliki pokok kajian dengan materi prasyarat yang cukup kompleks. Analisis miskonsepsi sangat penting dilakukan supaya identifikasi konsep dapat dilakukan sejak dini sehingga terjadinya miskonsepsi dapat direduksi, salah satunya dengan menggunakan metode tes diagnostik four tier multiple choice. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui persentase pemahaman konsep peserta didik pada materi hidrolisis garam, (2) mengetahui tingkat miskonsepsi peserta didik pada materi hidrolisis garam, dan (3) mengetahui faktor penyebab peserta didik mengalami miskonsepsi pada materi hidrolisis garam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 1 Panggul. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI MIPA 2 dan MIPA 4 SMAN 1 Panggul dengan jumlah keseluruhan 67 siswa. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan tes diagnostik four tier multiple choice dan pedoman wawancara. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis data deskriptif yaitu deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Persentase tingkat pemahaman konsep peserta didik secara keseluruhan yaitu kategori Misconception (M) sebesar 30,22%, False Negatif (FN) sebesar 10,82%, False Positif (FP) sebesar 14,48%, Lack of Knowledge (LK) sebesar 21,49%, dan Scientific Conception (SC) sebesar 22,99%. (2) Konsep pada materi hidrolisis garam yang mengalami miskonsepsi, diantaranya terdapat pada konsep teori hidrolisis garam (43,3%), derajat pH larutan garam yang terhidrolisis (19,4%), garam yang bersifat netral, bersifat asam, dan bersifat basa (24,6%), persamaan reaksi hidrolisis garam (37,3%), uji kertas lakmus (20,1%), massa larutan garam yang terhidrolisis (56,7%), dan sifat garam yang terhidrolisis (34,7%). (3) Faktor penyebab miskonsepsi yang dialami peserta didik pada materi hidrolisis garam adalah Prakonsepsi, kurang memahami materi prasyarat, minat peserta didik, kurangnya penekanan pada konsep yang sulit, rendahnya kemampuan peserta didik dalam menghubungkan antar konsep hidrolisis garam, kurangnya interaksi guru dengan peserta didik, dan sumber belajar yang digunakan