ANALISIS MASLAHAH MURSALAH TERHADAP PRAKTIK MAKELAR BENIH BAWANG MERAH DI KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

Skripsi dengan judul “Analisis Maslahah Mursalah Terhadap Praktik Makelar Benih Bawang Merah di Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk” yang ditulis oleh Silfia Resti Fauzi NIM 12101173073 Jurusan Hukum Ekonomi Syariah, dibimbing oleh Abd. Khair Wattimena, M.H.I Kata Kunci: Analisis, Maslahah Mursalah, Praktik, Makelar. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya praktik transaksi jual beli benih bawang merah di Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk yang dilakukan melalui makelar yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku dalam syariat Islam seperti berlebih-lebihan dalam memberikan informasi, menutupi kekurangan barang dan melakukan akad tanpa memperhatikan hal-hal yang menjadi syarat sahnya akad tersebut. Hal inilah yang kemudian menjadikan penulis ingin meneliti sekaligus menganalisa maslahah mursalah terhadap prakik makelar benih bawang merah di Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk. Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah: (1) Bagaimana praktik makelar benih bawang merah di kecamatan Bagor kabupaten Nganjuk ? (2) Bagaimana analisis maslahah mursalah terhadap praktik makelar benih bawang merah di kecamatan Bagor kabupaten Nganjuk ? Metode penelitan yang digunakan adalah jenis kualitatif dengan didukung data lapangan. Data kualitatif adalah data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada angka-angka. Data tersebut mencakup transkrip wawancara, catatan lapangan, fotografi, dokumen pribadi, memo, dan rekaman-rekaman resmi lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Makelar merupakan bagian dari cara untuk memperlancar jual beli benih bawang merah di Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk. Perjanjian secara lisan dibuat atas dasar saling percaya, kejujuran dan itikad baik dari masing-masing pihak. Sedangkan penambahan benih bawang merah yang dilakukan oleh makelar tanpa sepengetahuan kedua belah pihak yang bertujuan untuk mencari keuntungan yang berlebihan dan tidak wajar dapat merugikan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, karena terlalu menekan harga dan nantinya makelar akan mendapatkan upah dari hasil kerjanya. Ketidakjujuran makelar dalam jual beli dapat menimbulkan perselisihan dikemudian hari dan menyebabkan ketidakrelaan oleh pihak yang merasa dirugikan. (2) Dari analisis penulis tentang jual beli benih bawang merah melalui makelar yang terdapat di Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk belum sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh hukum, dan belum dapat dikatakan maslahah baik dari segi praktiknya atau manfaatnya dikarenakan adanya unsur penipuan dengan menyembunyikan cacat dari benih bawang merah, menaikkan harga benih bawang merah dengan kualitas yang tidak sesuai dan menekan harga untuk menambah keuntungan yang kemudian hal tersebut dirasa telah merugikan sebagian pihak. Hal ini tentu bertentangan dengan al-Qur’an dan al-Hadist serta ijma’