ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VII MTS MIFTAHUL ULUM PELANGWOT LAMONGAN

Skripsi dengan judul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa Kelas VII MTs Miftahul Ulum Pelangwot Lamongan” ini ditulis oleh Anis Qomariyah, NIM 17204163242, Program Studi Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Pembimbing Beni Asyhar, S.Si., M.Pd. Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah, Gaya Belajar. Bahwa Fakta di lapangan diketahui bahwa sebagian besar siswa di sekolah mengalami kesulitan ketika menemui soal pemecahan masalah matematika. Kesulitan yang dihadapi siswa sangat beragam, dan memiliki cara untuk memahami masalah yang berbeda-beda sesuai dengan gaya belajar masing- masing siswa. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan gaya belajar visual pada materi SPLDV, (2) untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan gaya belajar auditori pada materi SPLDV, (3) untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan gaya belajar kinestetik pada materi SPLDV. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif jenis penelitian deskriptif. Lokasi penelitian terletak di MTs Miftahul Ulum kota Lamongan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, angket, tes dan wawancara. Hasil tes dianalisis menggunakan langkah-langkah kemampuan pemecahan masalah menurut Polya yaitu:1)memahami masalah, 2)menyusun rencana,3)melaksanakan rencana, dan4)mengecek kembali. Tehnik analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan pengecekan keabsahan data menggunakan ketekunan pengamatan, triangulasi, dan pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka diperoleh: 1) Siswa dengan gaya belajar visual dapat memahami masalah dengan baik. Pada tahap merencanakan penyelesaian masalah dapat merencanakan penyelesaian masalah dengan cukup baik. Selanjutnya tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah, siswa dapat melaksanakan rencana pemecahan masalah dengan cukup baik. Dan pada tahap memeriksa kembali jawaban, siswa dengan gaya belajar visual memeriksa kembali jawaban. 2) Siswa dengan gaya belajar auditori dapat memahami masalah dengan baik. Namun pada tahap merencanakan penyelesaian masalah dapat merencanakan penyelesaian masalah dengan kurang baik. Sehingga tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah, siswa dengan gaya belajar auditori merencanakan penyelesaian masalah dengan kurang baik. Dan pada tahap memeriksa kembali jawaban, siswa dengan gaya belajar auditori tidak melakukannya. 3) Siswa dengan gaya belajar kinestetik dapat memahami masalah dengan baik. Pada tahap merencanakan penyelesaian masalah siswa dengan gaya belajar kinestetik dapat merencanakan penyelesaian masalah dengan cukup baik. Selanjutnya pada tahap melaksanakan penyelesaian masalah siswa dengan gaya belajar kinestetik dapat melaksanakan rencana pemecahan masalah dengan cukup baik. Dan tahap memeriksa kembali jawaban siswa dengan gaya belajar visual memeriksa kembali jawaban