Penerapan Alternative Dispute Resolution (ADR) dalam proses penyelesaian perkara Verzet di Pengadilan Agama Malang: Studi Perkara No.1187/2005/Pdt.G/2005/PA. Malang

ABSTRAK Pengadilan merupakan sarana yang disediakan oleh negara untuk menyelesaikan sengketa antar subyek hukum dalam masyarakat tertentu guna mendapatkan suatu keadilan, yang mana didalamnya terdapat asas sederhana, cepat, dan biaya ringan. Akan tetapi dalam prakteknya seringkah asas tersebut sulit untuk ditemui, karena pada kenyataannya putusan yang dihasilkan di pengadilan memerlukan proses yang rumit, membutuhkan waktu yang panjang dan bersifat memenangkan salah satu pihak. Penyelesaian secara Alternative Dispute Resoluton (ADR.) hadir dengan sifat fleksibelnya menawarkan solusi dimungkinkankannya sistem ini untuk diterapkan di lembaga pengadilan guna mengantisipasi hal-hal tersebut. ADR (Alternative Dispute Resolution) atau alternatif penyelesaian sengketa adalah lembaga atau sistem penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak. Skripsi ini merupakan hasil dari penelitian lapangan (Field Research) yang membahas tentang “Penerapan ADR Dalam Proses Penyelesaian Perkara Verzet Di Pengadilan Agama Malang (Studi Perkara No. 1187/Pdt.G/2005/PA Mlg). Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana penerapan ADR dalam proses penyelesaian perkara verzet di PA Malang dan faktor-faktor apa saja yang mendukung serta menghambat terhadap usaha-usaha penerapan ADR dalam proses penyelesaian perkara verzet di PA Malang, sehingga dapat diketahui dan diperoleh gambaran yang jelas mengenai hal tersebut. Penelitian ini dihimpun dengan teknik pengumpulan datanya melalui interview dokumentasi, diolah datanya dengan dua tahapan yailU editing, dan pengorganisasian data, serta analisis datanya, penulis menggunakan derskriptif kualitatif yaitu analisis yang menggambarkan keadaan atau status fenomena dengan kata-kata atau kalimat, kemudian dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan ADR dalam proses penyelesaian perkara verzet di PA Malang tidak berbeda jauh dari perkara-perkara lainnya dengan penggunaan mekanismenya diserahkan kepada pilihan dan kesepakatan para pihak yang bersengketa, namun biasanya penerapan ADR di PA Malang ini dalam wujud memadukan antara sistem tahkim dengan litigasi. Adapun faktor pendukungnya, diantaranya adanya rtikad baik dari semua unsur penegak hukum, adanya kemauan dari para pihak yang berperkara untuk menyelesaiakan perkaranya secara baik-baik tanpa ada unsur menang/kalah, adanya sifat fleksibelitas dari sistem ADR itu sendiri yang dapat diatur dan dipilih oleh para pihak. Sedangkan faktor penghambatnya, diantaranya tidak adanya rtikad baik dari semua unsur penegak hukum, dan kedua belah pihak untuk menyelesaikan sengketanya secara baik-baik, adanya salah satu pihak yang tidak menginginkan penyelesaian perkaranya melalui ADR serta adanya ambisi untuk saling menjadi pemenang, serta kurang cakapnya pihak penengah dari pihak-pihak yang bersengketa. ABSTRACT The Court is a place provided by government to resolve disputes among law subjects in community to get justice, which is existing simple principle, quick, and lower cost. However, it is difficult to meet, because the decision needs tricky process. Thus, it consumes time and makes win for one side. Solution by Alternative Dispute Resolution (ADR) presents with flexibility. It offers the solution to possible the system applied in court for anticipating the case above. ADR {Alternative Dispute Resolution) is institution or system resolution of dispute or different opinion with procedure agreed by two parties. The thesis is result from field research, which discuss about “Aplication of ADR in Solution Process of Case Verzet at Religion Court of Malang” (Case Study No. 1187/Pdt.GZ2005ZPA Mig). This research is aimed to answer a question about how to apply ADR in resolution process of verzet case at Religion Court of Malang and what factor are advantage or disadvantages toward efforts to apply ADR in resolution process of verzet case at Religion Court of Malang. So it is able to know and to obtain clear description concerning the case above. The collecting data research is by interview and documentation. It has processing by two stages: editing and organizing data with analysis data. We use descriptive qualitative that describing situation or status of phenomenon with words or sentences, then separated by category for obtaining conclusion. Result of research is concluding that applying ADR in process resolution of verzet case at Religion Court of Malang is not different significantly with other cases by using the mechanism given to option and agreement of parties. However, application of ADR at Religion Court of Malang usually combines between tahkim system and litigation. The advantage factor is good will from all elements of law. There is good will from parties to resolve their case goodly without label win or loss. There is flexibility from ADR system, which determined and chosen by parties. The disadvantage factor is not existing good will of law element and parties to solve their dispute goodly. There is one side not want to resolve their case by ADR and there is ambition to be winner, and less ability of mediator from parties