Pengembangan Desa Wisata Kebugaran (Wellness Tourism) Berbasis Jamu di Kalurahan Canden, Kabupaten Bantul. DIY

Kalurahan Canden memiliki potensi besar sebagai desa wisata kebugaran. Potensi utama kalurahan ini adalah perajin jamu yang ada di dusun Kiringan, sementara potensi pendukungnya antara lain: pemandangan alam, kesenian tradisional, usaha makanan, usaha pertanian, peternakan. Untuk dikembangkan menjadi desa wisata kebugaran, permasalahannya adalah: 1) belum ada master plan destinasi wisata kebugaran; 2) Belum aktifnya komunitas kelompok sadar wisata, 3) belum ada kelembagaan pengelola desa wisata dan 4) belum tumbuhnya komitmen bersama warga untuk pengembangan desa wisata. Solusi yang ditawarkan tim pengabdian dari Universitas Ahmad Dahlan adalah: 1) memfasilitasi pengembangan master plan desa wisata, 2) memfasilitasi warga untuk pembentukan kelembagaan pengelola wisata, dan 3) pemberdayaan pengelola wisata. Metode yang diterapkan adalah: pendekatan pemberdayaan masyarakat. Hasilnya: sudah terbentuk master plan pariwisata kebugaran Kalurahan Canden, stakeholder enganment semakin menguat dengan semakin intensnya komunikasi dan pertemuan antar institusi. Ada kemitraan dari beberapa universitas, Dinas Pariwisata, Dinas koperasi dan Usaha kecil menengah Bantul, Balai Pengawasan Obat dan Makanan DI.Yogyakarta serta pemerintahan Kalurahan Canden, dan telah disosiaisasikannya rencana pengembangan wisata kebugaran berbasis jamu kepada masyarakat Kalurahan Canden Kesimpulan: Upaya pemberdayaan yang dilakukan mengaktifkan kembali unsur-unsur modal sosial masyarakat Canden sebagai upaya dalam pengembangan desa wisata kebugaran Kata kunci : Wisata kebugaran, Wisata sehat, Desa wisata, Jamu Abstract: Canden district has the potential to be developed as a wellness tourism because has many villagers had herbal medicine businesses in one area, and potential for exploring nature and cities. The problems are: 1) there is no master plan for fitness tourism destinations; 2) a passive tourism-aware community, 3) there is no tourism management institution and 4. there is no growing commitment to the community for the development of tourism villages. The solutions offered are the service team 1. facilitating the development of a tourist village master plan, 2. facilitating residents to form tourism management institutions, and 3. empowering tourism managers. Method: community empowerment approach. Result: the tourism master plan The fitness of Kalurahan Canden has been established, stakeholder engagement is getting stronger with more intense communication and inter-institutional meetings. Stakeholder partnerships were built with fellow universities, the Tourism Office, the Small and Medium Enterprises Office of Bantul, the FDA Agency of Yogyakarta Province and the Canden District government, also the dissemination of an herbal-based fitness tourism plan to some communities in the Canden District. Conclusion: The empowerment by team reactivated the elements of social capital of Canden community as an effort to develop a fitness tourism village. Keywords : Wellness tourism, Healthy tourism, tourist village, herbal medicin