PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATA PELAJARAN UTILITAS DI JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMKN 1 CILAKU CIANJUR: PENELITIAN TERHADAP SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 CILAKU - CIANJUR TAHUN AJARAN 2010/2011

Pada hakekatnya belajar merupakan salah satu bentuk kegiatan individu dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan dari proses pembelajaran adalah untuk memeperoleh hasil yang optimal. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, terdapat beberapa tipe pembelajaran. Salah satu model pebelajaran yang masih banyak digunakan oleh guru adalah model pembelajaran konvensional sehingga pembelajaran terkesan monoton dan kurang menarik. Begitu halnya dengan mata pelajaran Utilitas di SMKN 1 Cilaku – Cianjur yang merupakan mata pelajaran produktif yang baru dikembangkan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap utilitas bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Utilitas di Jurusan Teknik Gambar Bangunan, kemudian membandingkannya dengan hasil belajar pembelajaran konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Quasi experimental design (nonequivalent control group design). Ada dua kelompok sampel yang dipilih secara sengaja, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional dan kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah berupa tes (pre-test dan post test) dengan pengujian validitas instrument judgement ahli. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division pada mata pelajaran utilitas data tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata nilai siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional lebih besar dibandingkan rata-rata nilai siswa dengan pembelajaran STAD. Walaupun demikian, dari hasil rata-rata uji peningkatan (gain), kelas eksperimen cenderung rata-rata kenaikan lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu sebesar 29,31