Analisis Stress Corrosion Cracking (SCC) pada Pengelasan Stainless Steel 316 Kapal Chemical Tanker

Bidang industri perkapalan menggunakan berbagai macam material untuk membangun sebuah kapal. Salah satu material yang digunakan adalah baja. Baja sendiri merupakan logam paduan dan besi sebagai bahan dasar. Besi murni sendiri tidak digunakan dalam industri bidang perkapalan dikarenakan mempunyai sifat yang kurang kuat dan mudah berkarat. Salah satu langkah untuk memperkuat logam besi dengan cara penambahan unsur karbon (C) yang menyebabkan peningkatan kekuatan baja. Material tersebut disebut sebagai stainless steel atau baja tahan karat. Material ini tahan terhadap korosi yang sering terjadi pada lingkungan air laut. Salah satu korosi yang dapat terjadi adalah korosi akibat tegangan atau stress corrosion cracking (SCC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan korosi tegangan terhadap pengelasan material stainless steel 316. Pengujian ini dilakukan dengan metode pengelasan SMAW dan dilakukan proses uji tekuk atau bending test untuk memunculkan tegangan pada area pengelasan material. Untuk memunculkan kecacatan pada area pengelasan, material uji direndam dalam media larutan korosif H2SO4 dengan kadar 98%. Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa spesimen uji dengan arus pengelasan 90 A memunculkan indikasi crack di seluruh variasi waktu perendaman di media korosif. sedangkan untuk spesimen uji dengan arus pengelasan 80 A terdapat satu indikasi crack pada variasi waktu perendaman 6 jam. Dengan adanya indikasi crack yang timbul, dapat disimpulkan bahwa variasi arus pengelasan berpengaruh pada hasil pengujian stress corrosion cracking (SCC) dan pengujian penetrant. ====================================================================================================================================== The shipping industry uses a variety of materials to build a ship. One of the materials used is steel. Steel itself is an alloy metal and iron as a base material. Pure iron itself is not used in the shipping industry because it is less strong and easily rusts. One of the steps to strengthen iron metal is by adding the element carbon (C) which causes an increase in the strength of steel. This material is referred to as stainless steel or stainless steel. This material is resistant to corrosion which often occurs in seawater environments. One of the corrosion that can occur is stress corrosion or stress corrosion cracking (SCC). This study aims to determine the stress corrosion resistance to welding stainless steel 316 material. This test was carried out using the SMAW welding method and a bending test was carried out to produce stress in the material welding area. To reveal defects in the welding area, the test material is immersed in a corrosive solution of H2SO4 with a concentration of 98%. Based on the test results it can be seen that the test specimens with a welding current of 90 A gave rise to crack indications at all variations of immersion time in corrosive media. whereas for test specimens with welding currents of 80 A there is one indication of crack at a variation of 6 hours of immersion time. With indications of cracks appearing, it can be interpreted that variations in cable currents affect the results of stress corrosion cracking (SCC) testing and penetrant testing