Struktur Komunitas Fitoplankton dan Kualitas Air pada Tambak Udang Vaname dengan Aplikasi silvofishery di Kabupaten gresik, Jawa Timur

Permintaan udang semakin meningkat, sehingga banyak terjadi pembukaan lahan mangrove untuk pertambakan. Namun terdapat aplikasi silvofishery yang dapat diterapkan untuk mengatasi deforestasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas fitoplankton di tambak konvensional tanpa vegetasi mangrove dengan tambak silvofishery, perbandingan kualitas air dan pengaruh struktur komunitas fitoplankton terhadap kualitas air. Lokasi yang digunakan untuk penelitian ini ada tiga, yaitu tambak konvensional, silvofishery 1 dan silvofishery 2. Penelitian dilakukan denga 3 kali pengambilan sampel berupa, parameter fisika kimia perairan dan sampel fitoplankton. Analisis data sampel fitoplankton berupa kelimpahan, keanekaragaman, dominansi, dan keseragaman. Analisis data statistik pengaruh struktur komunitas terhadap kualitas air dilakukan dengan uji regresi. Hasil dari penelitian ini adalah tambak silvofishery 2 memiliki struktur komunitas yang lebih baik untuk budidaya udang dengan tidak adanya spesies dari Dynophyceae penyebab toksin. Selain itu, nilai kepadatan pada tambak silvofishery 2 cukup tinggi dengan dominansi dari spesies Navicula sp dan Chlorella sp yang bermanfaat bagi tambak. Kualitas air pada tambak konvesional lebih memenuhi standar optimum dan stabil dibandingkan dengan kedua tambak silvofishery. Namun untuk indeks saprobik tambak silvofishery 2 memiliki nilai paling tinggi dan berada pada derajat pencemaran sangat ringan. Dari penelitian ini juga dapat disumpulkan bahwa keanekaragaman fitoplankton memiliki pengaruh signifikan terhadap parameter DO yang mana memiliki nilai signifikan sebesar 0,037 dengan pengaruh sebesar 70%. =================================================================================================================================== Because the demand for shrimp is increasing, land clearing of what was mangrove forests for aquaculture is rising. But there are silvofishery methods that can be applied to overcome said deforestation. This research aims to find out phytoplankton community structure in conventional aquaculture ponds without mangrove with silvofishery aquaculture ponds, comparison of water quality and the effects of phytoplankton community structure on water quality. There are 3 locations used for this research, which are conventional ponds, silvofishery number 1 and silvofishery number 2. This research is done by taking samples 3 times for phytoplankton and the water's physical and chemical parameters. Phytoplankton sample data analysis such as abundance, diversity, dominance, and uniformity. Statistical data analysis for the effects community structure on water quality is done by regression tests. The results of this research is, silvofishery 2 pond has a community structure that is better for shrimp cultivation because there are no toxin inducing Dynophycae species. Aside from that, density levels on silvofishery 2 pond is high with dominance from Navicula sp. and Chlorella sp. which is beneficial for the pond. Water quality on the conventional pond fulfills the optimal standard and more stable compared to the other two silvofisher ponds. However, silvofisher 2 saprobic index is the highest and is on the level of very low polution. It can be concluded that phytoplankton diversity has significant effects on DO parameters which has a significant value of 0.037 with influence as high as 70%