PENYEDIAAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) BERDASARKAN PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN TAPANULI UTARA

Pertambahan jumlah penduduk seiring waktu selalu meningkat terutama di kawasan perkotaan mengakibatkan semakin meluasnya lahan permukiman. Setiap individu yang mendiami sebuah wilayah, selalu menghasilkan sampah setiap harinya. Seiring berjalannya waktu, tingginya volume sampah yang dihasilkan mengakibatkan ketimpangan antara kemampuan infrastruktur persampahan dalam menampung sampah. Sehingga dibutuhkan infrastruktur persampahan yang mampu mengolah sampah yang dihasilkan. Salah satu solusinya adalah penyediaan TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah kebutuhan TPST yang harus disediakan berdasarkan perkembangan permukiman mendatang di Kabupaten Tapanuli Utara. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Melakukan identifikasi dan pembobotan variabel yang berpengaruh terhadap perkembangan permukiman dengan menggunakan analisis AHP. Penelitian ini juga menggunakan metode Cellular Automata yaitu dengan Landuse Sim dalam memodelkan perkembangan penduduk mendatang, dan menggunakan standar SNI 19-3983-1995 dalam merumuskan jumlah kebutuhan TPST yang harus disediakan di Kabupaten Tapanuli Utara mendatang. Penelitian ini menghasilkan temuan yaitu pada tahun 2042, luas permukiman di Kabupaten Tapanuli Utara adalah 16.195 ha. Hal ini mengalami peningkatan sebesar 2.617 ha dibanding tahun 2022. Dengan pola perkembangan permukiman yaitu mengelompok. Dan hasil akhir dari penelitian ini bahwa pada tahun 2042, Kabupaten Tapanuli Utara membutuhkan sebanyak 4 TPST yang melayani 10 Kecamatan. Dengan tahapan penyediaan yaitu (1) Tahun 2027: penyediaan TPST di Kecamatan Siborongborong; (2) Tahun 2032: penyediaan TPST di Kecamatan Tarutung, Adiankoting, Sipoholon, dan Siatas Barita; (3) Tahun 2037: penyediaan TPST di Kecamatan Garoga, Pangaribuan, dan Sipahutar; dan (4) Tahun 2042: penyediaan TPST di Kecamatan Parmonangan dan Pagaran. ============================================================================================================================== Population growth consistently increases over time, particularly in urban areas, resulting in the expansion of settlement land. Every individual residing in an area produces waste daily. Over time, the substantial volume of waste generated creates an imbalance between the waste infrastructure's capacity and the waste produced. To address this issue, there is a need for waste infrastructure capable of processing the generated waste. One solution is the establishment of TPST (Integrated Waste Management Site). This study aims to determine the required number of TPSTs based on future settlement developments in North Tapanuli Regency. The study employs a quantitative descriptive method. It identifies and assigns weights to variables that influence settlement development using AHP analysis. Additionally, the study utilizes the Cellular Automata method, specifically Landuse Sim, to model future population growth. The formulation of the required number of TPSTs in North Tapanuli Regency adheres to the SNI 19-3983-1995 standard. The research findings reveal that by 2042, the settlement area in North Tapanuli Regency will cover 16,195 hectares, indicating an increase of 2,617 hectares compared to 2022. The pattern of settlement development is clustered. The final result of this research is that in 2042, North Tapanuli Regency will require 4 TPSTs to serve 10 districts. The provision will occur in stages, as follows: (1) Year 2027: TPST provision in Siborongborong District; (2) Year 2032: TPST provision in Tarutung, Adiankoting, Sipoholon, and Siatas Barita Districts; (3) Year 2037: TPST provision in Garoga, Pangaribuan, and Sipahutar Districts; and (4) Year 2042: TPST provision in Parmonangan and Pagaran Districts