Pemodelan Pola Arus Geostropik Di Laut Indonesia Timur Menggunakan Data Satelit Altimetri

Indonesia dengan letak geografisnya berada di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, menciptakan satu-satunya jalur pergerakan massa air dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia. Pergerakan tersebut menyebabkan bercampurnya massa air dengan karakteristik yang berbeda. Pergerakan arus dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia melalui perairan Indonesia Timur dikenal dengan sebutan Indonesian Trough Flow. Arus berperan penting dalam dinamika dari iklim global. Arus geostropik adalah arus terjadi ketika saat kesetimbangan antara gradien tekanan horizontal pada massa air yang bergerak diimbangi oleh gaya coriolis yang terjadi akibat rotasi bumi, dimana kemiringan (permukaan laut) juga memengaruhinya. Pemodelan dari arus geostropik ditentukan dengan algoritma milik Stewart dengan menentukan dua nilai komponen yaitu arus zonal (u) dan arus meridional (v). Dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh yaitu dengan satelit altimetri yaitu mengunakan data Radar Altimetry Data System milik Sentinel-3 dan Jason-3 dimana dilakukan crossover adjustment dengan tujuan untuk memperoleh data yang lebih rapat. Data satelit altimetri kemudian diolah dan diperoleh nilai Dynamic Ocean Topography untuk menentukan kecepatan dan arah arus geostropik, penggamabaran arah arus geostropik disajikan dalam bentuk perbulan terdapat pola dibulan-bulan tertentu, pergerakan arus dipengaruhi oleh nilai dari Dynamic Ocean Topography, gaya coriolis, dan gravitasi bumi. Untuk menguji hasil perhitungan arus dilakukan validasi dengan data arus pembanding yaitu arus geostropik milik Copernicus Marine Environment Monitoring System dimana memperoleh Root Mean Square Error sebesar 0,1188 dan 0,03074 untuk arus zonal dan arus meridional, nilai yang kecil mengindikasikan data arus hasil perhitungan memiliki tingkat kesalahan yang kecil dan layak digunakan. Serta dilaukan perhitungan korelasi dengan angin muson dan El Nino Southern Oscillation dengan indeks Multivariate ENSO Index memperoleh korelasi sebesar -0,8176 yang menunjukkan adanya korelasi yang kuat dan negatif antara fenomena El Nino Southern Oscillation dengan Dynamic Ocean Topography. Sedangkan untuk korelasi dengan angin muson diperoleh sebesar -0,2312 untuk indeks Australian Summer Monsoon Index dan 0,4472 untuk indeks Western North Pasific Monsoon Index kedua indeks tersebut memberikan koefisien korelasi yang kecil artinya tidak ada korelasi antara arus zonal dan indeks musim. ================================================================================================================================= Indonesia, with its geographical location, is between the Pacific Ocean and the Indian Ocean, creating the only path for the movement of water masses from the Pacific Ocean to the Indian Ocean. This movement causes the mixing of water masses with different characteristics. The movement of currents from the Pacific Ocean to the Indian Ocean through East Indonesian waters is known as the Indonesian Trough Flow. Currents play an important role in the changing dynamics of the global climate. Geostrophic currents are currents that occur when the equilibrium between the horizontal pressure gradient on the moving water mass is balanced by the Coriolis force that occurs due to the earth's rotation, where the slope (sea level) also affects it. Modeling of geostrophic currents is determined by Stewart's algorithm by determining two component values, namely zonal currents (v) and meridional currents (u). By utilizing remote sensing technology, namely with altimetry satellites, namely using Radar Altimetry Data System data belonging to Sentinel-3 and Jason-3 where crossover adjustments are carried out with the aim of obtaining denser data. Satellite altimetry data is then processed and a Dynamic Ocean Topography value is obtained to determine the speed and direction of geostrophic currents. The description of the direction of geostrophic currents is presented in monthly form, there are patterns in certain months. Current movements are influenced by values from Dynamic Ocean Topography, Coriolis force, and Earth's gravity. To test the results of current calculations, validation is carried out with comparator current data, namely geostrophic currents belonging to the Copernicus Marine Environment Monitoring System which obtains a Root Mean Square Error of 0,1188 and 0,03074 for zonal and meridional currents, a small value indicates the calculated current data has a small error rate and is feasible to use. As well as calculating the correlation with the monsoon wind index and the El Nino Southern Oscillation with the Multivariate ENSO Index, a correlation of -0.8176 was obtained it means there is strong and negative correlation between El Nino Southern Oscillation phenomenon and Dynamic Ocean Topography, while the correlation with the monsoon winds was -0,2312 for the Australian Summer Monsoon Index and 0,4472 for the Western North Pacific Monsoon Index both of index give a small coefficient correlation it means there is no correlation between zonal current and index monsoon