Arahan Pengembangan Desa Wisata Budaya Berbasis Partisipasi Masyarakat di Desa Kuta

Perkembangan desa wisata di Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah satu dampak dari masuknya Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika sebagai lima super prioritas pengembangan pariwisata nasional di Indonesia. Desa Wisata Kuta berbasis budaya dikembangkan untuk menjadi ikon bagi wisatawan dengan menyajikan nilai-nilai budaya yang tetap lestari di Pulau Lombok dan upaya Pemerintah dalam mengembangkan destinasi alternatif. Oleh karena itu, pentingnya partisipasi dari masyarakat lokal untuk terlibat dalam pengembangan pariwisata, agar masyarakat mendukung pengembangan pariwisata dan tidak menikmati keuntungan yang ada saja. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan arahan pengembangan yang sesuai dan dapat dikembangkan pada Desa Wisata Budaya Kuta berbasis partisipasi masyarakat. Jenis penelitian ini adalah mixed methods yang berfokus pada preferensi key responden dan kondisi lapangan pada kawasan Desa Wisata Budaya Kuta. Teknik pengumpulan data dilakukan secara observasi dan wawancara untuk data primer sedangkan data sekunder didapatkan melalui studi literatur dan instansi terkait. Penelitian terbagi menjadi 4 (empat) tahapan. Tahap pertama menggunakan metode Analisis Deskriptif Kualitatif untuk mengidentifikasi karakteristik desa wisata budaya. Tahap kedua menggunakan metode Analisis Statistik Deskriptif untuk mengidentifikasi bentuk partisipasi masyarakat dan Analisis Skoring untuk mengidentifikasi tingkat partisipasi masyarakat. Tahap ketiga menggunakan metode Content Analysis untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat. Tahap terakhir yaitu menggunakan metode Deskriptif Kualitatif untuk merumuskan arahan pengembangan yang sesuai dan dapat dikembangkan pada Desa Wisata Budaya Kuta berbasis partisipasi masyarakat menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu arahan pengembangan desa wisata budaya berbasis partisipasi masyarakat di Desa Kuta, meliputi mengadakan forum diskusi secara periodik dan terjadwal yang dikemas dengan suasana kekeluargaan; melakukan pelatihan pengelolaan destinasi wisata berkelanjutan berbasis pelestarian alam bagi pengelolaan wisata; melakukan study banding untuk mendapatkan SDM yang memiliki kualifikasi dibidang MICE; meningkatkan kapasitas bagi masyarakat/ penyedia jasa penyewaan moda transportasi; optimalisasi kestabilan harga dan kualitas (ketersediaan) tetap terjaga dan; mengadakan pelatihan manajeman dalam pengelolaan kepada pemilik homestay untuk meningkatkan hospitality service. ============================================================================================================================= The development of tourist villages in Central Lombok Regency is one of the impacts of the inclusion of the Mandalika Special Economic Zone as the five super priorities for national tourism development in Indonesia. The Kuta Cultural Tourism Village was developed to become an icon for tourists by presenting cultural values that remain sustainable on Lombok Island and the Government's efforts in developing alternative destinations. Therefore, importance of participation from local communities to be involved in tourism development, so that the community supports tourism development and does not just enjoy the benefits. This research aims to formulate appropriate development directions that can be developed in Kuta Cultural Tourism Village based on community participation. This type of research is mixed methods that focus on the preferences of key respondents and field conditions in the Kuta Cultural Tourism Village area. Data collection techniques were carried out by observation and interviews for primary data while secondary data were obtained through literature studies and related agencies. The research is divided into 4 (four) stages. The first stage uses the Qualitative Descriptive Analysis method to identify the characteristics of cultural tourism villages. The second stage uses the Descriptive Statistical Analysis method to identify forms of community participation and Scoring Analysis to identify the level of community participation. The third stage uses the Content Analysis method to identify factors that influence community participation. The last stage uses the Qualitative Descriptive method to formulate an appropriate development direction that can be developed in Kuta Cultural Tourism Village based on community participation using qualitative descriptive analysis. The results of this study are the direction of the development of cultural tourism villages based on community participation in Kuta Village, including holding periodic and scheduled discussion forums that are packaged in a family atmosphere; conducting training in sustainable tourism destination management based on nature conservation for tourism management; conducting comparative studies to obtain qualified human resources in the field of MICE; increasing capacity for the community/transportation mode rental service providers; optimizing price stability and quality is maintained and; conducting management training in management to homestay owners to improve hospitality service