Faktor Transformasi Spasial Berdasarkan Tipologi Struktur Wilayah Peri Urban di Kecamatan Menganti

Perkembangan kota di Indonesia berlangsung pesat, khususnya Kota Surabaya sebagai kota metropolitan yang jumlah penduduknya terus meningkat. Ketersediaan lahan di Kota Surabaya bersifat tetap dan terbatas sehingga mengakibatkan perluasan wilayah kota menuju wilayah pinggiran atau biasa dikenal dengan istilah wilayah peri urban. Kecamatan Menganti merupakan wilayah peri urban yang memiliki ketersediaan lahan cukup luas, sehingga menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk tinggal dan berkegiatan. Hal ini memicu terjadinya fenomena transformasi spasial yang mengubah sifat kedesaan menjadi sifat kekotaan sehingga Kecamatan Menganti memiliki dua kenampakan yang berbeda, yaitu kenampakan fisik desa di satu sisi dan kenampakan fisik kota di sisi yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor transformasi spasial pada masing – masing zona peri urban di Kecamatan Menganti. Analisis pertama pada penelitian ini adalah menganalisis tipologi struktur wilayah peri urban di Kecamatan Menganti sehingga dapat diketahui wilayah mana yang memiliki karakteristik desa dan karakteristik kota. Analisis kedua adalah menganalisis transformasi spasial yang terjadi di Kecamatan Menganti sehingga dapat diketahui kecenderungan trend penggunaan lahan pada tiap zona. Analisis ketiga adalah menganalisis faktor transformasi spasial berdasarkan tipologi struktur wilayah peri urban, sehingga dapat diketahui faktor pendorong transformasi tiap zona dan meminimalisir adanya simpangan antara perencanaan dengan realisasi pembangunan. Berdasarkan hasil analisis, terlihat bahwa Kecamatan Menganti terbagi menjadi 4 zona peri urban, yaitu zona bingkai kota, zona bingkai kota – desa, zona bingkai desa – kota, dan zona bingkai desa. Dalam periode 5 tahun, keempat zona tersebut memiliki kecenderungan trend perubahan penggunaan lahan menjadi lahan terbangun berupa lahan permukiman. Masing – masing zona peri urban memiliki faktor transformasi spasial yang berbeda. Faktor transformasi spasial pada zona bingkai kota yaitu ketetanggaan penggunaan lahan sejenis, kedekatan dengan jaringan jalan lokal dan pusat kecamatan. Faktor transformasi spasial pada zona bingkai kota – desa adalah fasilitas perdagangan dan jasa, jarak dari kota Surabaya, dan jaaringan jalan kolektor. Faktor transformasi spasial pada zona bingkai desa – kota adalah ketetanggaan penggunaan lahan sejenis, jaringan jalan kolektor, dan jarak dari Kota Surabaya. Faktor transformasi spasial pada zona bingkai desa adalah harga lahan dan ketetanggaan penggunaan lahan sejenis. =============================================================================================================================== The development of cities in Indonesia is taking place rapidly, especially Surabaya City as a metropolitan city whose population continues to increase. The availability of land in Surabaya City is fixed and limited, resulting in the expansion of the city area to the periphery or commonly known as peri urban areas. Menganti Sub-district is a peri urban area that has a wide availability of land, making it an attraction for people to live and do activities. This triggers the phenomenon of spatial transformation that changes the nature of rural areas into urban areas so that Menganti Sub-district has two different appearances, namely the physical appearance of the rural on one side and the physical appearance of the urban on the other. This research aims to determine the spatial transformation factors in each peri urban zone in Menganti Sub-district. The first analysis in this research is to analyze the typology of the peri urban area structure in Menganti Subdistrict so that it can be known which areas have rural characteristics and urban characteristics. The second analysis is to analyze the spatial transformation that occurs in Menganti Subdistrict so that it can be seen the trend of land use trends in each zone. The third analysis is to analyze the spatial transformation factors based on the typology of the peri urban area structure, so that the driving factors for the transformation of each zone can be known and minimize the deviation between planning and development realization. Based on the results of the analysis, it can be seen that Menganti Sub-district is divided into 4 peri urban zones, namely the urban frame zone, urban - rural frame zone, rural - urban frame zone, and rural frame zone. In a 5-year period, the four zones have a trend of land use change into built-up land in the form of residential land. Each peri urban zone has different spatial transformation factors. Spatial transformation factors in the urban frame zone are neighboring similar land uses, proximity to local road networks and sub-district centers. Spatial transformation factors in the urban - rural frame zone are trade and service facilities, distance from Surabaya city, and collector road network. Spatial transformation factors in the rural - urban frame zone are neighboring similar land uses, collector road network, and distance from Surabaya City. Spatial transformation factors in the rural frame zone are land price and neighboring similar land uses