Kajian Risiko Kegagalan Produksi Air Minum di PT. X Menggunakan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)

Penyediaan air minum yang aman harus memenuhi persyaratan secara fisik, kimia, mikrobiologis, dan radioaktif. Produksi air dari WTP PT. X dapat mengalami kegagalan secara teknis maupun non teknis. Kegagalan produksi air minum dapat menyebabkan air minum menjadi tidak layak konsumsi. Air baku dan air minum hasil pengolahan WTP PT. X belum dilakukan analisis terkait risiko kegagalan oleh perusahaan. Metode FMEA merupakan metode yang dipilih untuk melakukan analisis risiko kegagalan yang mungkin dapat terjadi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan data primer dan data sekunder. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis kualitas air baku dan air minum dari parameter uji, mengidentifikasi penyebab kegagalan menggunakan diagram fishbone, serta memberikan penilaian risk priority number (RPN) terhadap aspek severity, occurrence, dan detection. Pemrioritasan nilai RPN akan dijadikan dasar untuk memberikan usulan perbaikan. Berdasarkan 36 data pengujian kualitas air produksi WTP PT. X, terdapat 75% data parameter sisa klor bebas belum memenuhi baku mutu menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 2 Tahun 2023. Selain itu, juga terdapat 3% data parameter E. coli dan total coliform yang belum memenuhi baku mutu menurut peraturan tersebut. Berdasarkan metode FMEA, hal tersebut disebabkan oleh kegagalan pada pembubuhan dosis klor yang memiliki nilai RPN 50. Potensi kegagalan dari dosis klor adalah sisa klor bebas tidak memenuhi baku mutu. Risiko kegagalan tertinggi yang terjadi pada kondisi hujan dan kemarau terdapat pada dosis klor dengan tingkat risiko tinggi. Hal tersebut menjadikannya termasuk dalam kategori prioritas penanganan risiko teratas dan sangat memerlukan tindakan perbaikan. ======================================================== Safe drinking water supply must comply with physical, chemical, microbiological, and radioactive requirements. Water production from WTP PT. X can experience technical or non-technical failures. Failure of drinking water production can cause drinking water to become unfit for consumption. Raw water and drinking water processed by WTP PT. X have not carried out an analysis related to the risk of failure by the company. The FMEA method is the method chosen to perform a failure risk analysis that may occur. This research is qualitative research using primary data and secondary data. This research was conducted by analyzing the quality of raw water and drinking water from the test parameters, identifying the causes of failure using a fishbone diagram, and providing an assessment of the risk priority number (RPN) on the aspects of severity, occurrence, and detection. Prioritizing the value of RPN will be used as a basis for providing recommendations for improvements. Based on 36 water quality test data points produced by WTP PT. X, 75% of the residual free chlorine parameter data do not meet the quality standard according to the Minister of Health Regulation No. 2 of 2023. In addition, there are also 3% of E. coli and total coliform parameter data that do not meet the quality standards according to the regulation. Based on the FMEA method, it was caused by a failure to add a chlorine dose with an RPN value of 50. The potential for chlorine dose failure is when the remaining free chlorine does not meet the quality standard. The highest risk of failure under rainy and dry conditions is the chlorine dose with a high level of risk. Thus, it is included in the top risk management priority category and urgently requires corrective action